Share

Pencopet

“Mama! Biarkan Om Deon ikut ya, Ma!” Nafisa memohon pada Melani. Dia menarik-narik lengan Melani dan menatap mamanya itu dengan tatapan memelas.

"Nafisa! Kita bisa berangkat sendiri. Om Deon harus berangkat ke kantor," bujuk Melani pada Nafisa.

"Emangnya kenapa? Om Deon aja gak keberatan kok." Nafisa melengkungkan bibirnya ke bawah. "Lagian, bukannya Mama juga kerja di kantor Om Deon?" tanyanya meminta penjelasan.

Melani mengusap-usap kepala Nafisa. "Om Deon adalah pimpinan perusahaan. Dia harus berangkat lebih pagi untuk memberi contoh yang baik pada karyawan-karyawannya," bujuk Melani. "Apa Nafisa mau Om Deon terlambat karena harus mengantar Nafisa dulu?" tanyanya pada Nafisa.

Nafisa menggelengkan kepala. "Lalu, bagaimana dengan Mama? Gimana kalau Mama juga terlambat karena mengantar Nafisa dulu?" tanya Nafisa polos.

"Tidak apa-apa. Mama ingin mengantar Nafisa dulu sebelum berangkat ke kantor," ujar Melani yakin.

Mendengar Melani yang bersikukuh ingin mengantar Nafisa tanpanya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status