Share

Penghinaan Dan Dendam

"Tolong! Ada pencopet yang mengambil tas milikku!" Melani masih berteriak panik.

"Di mana copetnya?" Seorang lelaki setengah baya dan beberapa warga menghampiri Melani. Mereka segera berlari ke arah pencopet.

Tiba-tiba Nafisa menangis ketakutan. Melani menatap Nafisa yang merasa ketakutan, dan seketika merasa bersalah.

"Hey, kesayangan Mama. Kenapa menangis? Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja. Pencopet itu akan segera tertangkap," bujuk Melani seraya mengusap pipi Nafisa yang telah basah.

Tidak lama Melani menunggu, beberapa warga kembali menghampirinya. "Apa ada barang berharga Ibu di dalam tas itu?" tanya seorang di antara mereka.

"Tidak ada. Hanya ada beberapa surat-surat dan dokumen penting," jawab Melani lirih. Untung saja dia tidak menyimpan banyak uang di dalam dompet itu. Namun, akan sangat menyusahkan jika surat-surat berharga dan dokumen penting itu raib. Apalagi di tas itu juga ada rekening berisi uang satu miliar hasil penjualan butik. Rencananya uang itu aka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status