Share

100. Panggilan Dari Rowena

Setelah bercerita panjang lebar dengan Irene dan beban di pundakku sedikit terangkat, akhirnya aku masuk ke kamarku untuk mengistirahatkan sejenak tubuh lelah ini. Meski pikiranku masih sering kosong karena terbayang Amel, tapi aku merasa sudah cukup kuat dari sebelumnya.

Pagi kembali menyapa, hari ini sudah memasuki hari yang ke dua sejak kabar hilangnya Amel dari Frans. Sejak itu pula lelaki itu belum memberi kabar lain yang lebih baik. Aku semakin resah dan galau. Namun, aku harus kuat demi Amel. Hari ini aku harus konsentrasi dulu pada toko, semua urusan Amel sudah aku pasrahkan pada Jupri.

"Mbak, telepon Mbak dari tadi bunyi, mungkin penting," ucap Andin sambil menyibak pembatas ruangan.

Mendengar ucapan Andin, aku segera melepas sarung tangan plastikku kemudian bergegas keluar dari dapur. Bunyi ponselku sudah terdengar bahkan sebelum aku sempat menuju meja kerjaku. Aku terus menebak-nebak siapa gerangan yang meneleponku itu. Mungkinkah kabar terbaru tentang Amel?

"Ah, nomor ti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status