Share

104. Tuduhan Yang Menyakitkan

"Aku bundanya. Amel anakku. Apa tidak boleh seorang anak bicara dengan bundanya?" Hentakku.

Melihat sikapku yang berubah, Jasen pun kulihat terkejut. Mungkin dalam pikirnya aku sekarang telah banyak berubah dari masa tiga tahun yang lalu. Asal kau tahu, Jasen, aku bukan Annasta yang lugu lagi. Inilah Annasta masa kini. Berbagai semangat aku munculkan dalam hati agar pertahananku melawan Jasen hari ini sukses.

"Lihat yang terjadi sama Amel sekarang setelah bicara dengan bundanya." Jasen mengungkap semuah kejadian yang dia sendiri tidak mengerti sebab musababnya.

Kata-kata Jasen seperti pisau yang menusuk tepat di jantungku. Kenapa semua kesalahan selalu dilimpahkan padaku? Memangnya tidak boleh aku rindu pada anakku? Memangnya aku mau Amel menghilang seperti sekarang? Apa dia pikir hanya dia yang khawatir? Sungguh picik pikiran Jasen. Aku sudah menduganya akan seperti ini kisah lanjutan.

"Amel cuma rindu padaku. Dia mau ke sini. Aku bundanya. Tidak mungkin aku membuat anakku dalam ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status