Share

139. Cengkraman Maut

"Apa maksud semua kalimat kamu ini, Nak?" tanyaku dengan suara bergetar.

Sebuah jemari mungil menggenggam jemariku lembut, gadis kecilku mulai paham dengan kondisi tubuh dan hatiku. Amel menautkan jemarinya seakan memberiku semangat dan sinyal agar aku tidak terbawa emosi.

"Maafkan bunda, Yoga. Bunda belum bisa memenuhi semua inginmu, kemewahan ini, kenikmatan dan fasilitas ini tentunya belum bisa bunda penuhi untukmu. Maafkan, bunda!" ucapku sambil terisak perih.

Perlahan Yoga berjalan maju, tangan nan kecil dan mulai berbentuk itu menangkup wajahku dengan berjinjit agar dia sampai. Aku pun sedikit menunduk, lalu berjongkok agar putraku bisa leluasa menyentuh wajahku. Aku terhanyut dalam sentuhan lembut putraku untuk pertama kali setelah tiga tahun yang lalu.

"Bukan, bukan itu maksud Yoga tinggal, Bunda. Bukan, percayalah!" tegas Yoga.

"Lalu, untuk apa?" tanyaku yang makin penasaran.

"Ketahuilah, Bunda. Aku inginkan harta dan tahta ayah. Aku ingin wanita itu tidak bisa mengambil semu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status