Share

148. Kemurahan Hati

Mentari pagi mulai bersinar, dan hariku mulai sibuk kembali. Rutinitas toko dan lainnya sudaj antri. Namun, tidak untuk hari ini. Ternyata hari ini aku semakin sibuk, dengan adanya tamu yang luar biasa membuatku harus berpikir ulang.

"Bi, aku kepasar dulu ya!" pamitku pada Bi Ijah.

"Bukankah ada Non Iren? Jika dia bertanya bagaimana?" jawab Bi Ijah.

"Bilang saja aku ke pasar," balasku sambil berjalan menuju luar.

Baru beberapa langkah terdengar suara berat khas orang bangun tidur. Aku sangat hapal suara ini. Perlahan aku pun berbalik badan untuk memastikan dan ternyata benar. Yoga memanggilku.

"Hai Sayangnya bunda, kok sudah bangun?" sapaku.

"Bunda hendak kemana?" tanya Yoga.

"Mau ke pasar, Le," balasku.

Kulihat pria kecilku melangkah tergesa mengikis jarak antara kami. Bibirnya melengkung melukiskan segala rasa, kemudian dia memeluk lenganku.

"Yoga ikut!" ucapnya.

"Ini masih pagi, Le. Apakah kamu tidak ngantuk?" tanyaku.

"Aku ingin membantu Bunda, boleh?" tanya Yoga lembut

Aku menga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status