Share

151. Menunggu Ungkapan Yoga

Aku pun mengulum senyum. "Wah, kalau gitu, jangan sampai kamu sia-siakan Irene ya, Frans. Jangan buat hatinya sakit. Lihat, dia susah didapatkan dan penuh pertimbangan. Kalau kamu sakiti, dia bisa pergi sejauh-jauhnya. Jangan sampai kejadian. Nanti kamu bisa menyesal, Frans," ungkapku akan diri Irene.

Kulihat Frans tersenyum lalu mengangguk. "Paham, Mbak. Aku bakal jaga Irene. Dia sudah memberiku kesempatan untuk membuktikan diri, Mbak. Aku jelas tidak akan menyia-nyiakannya."

Aku pun memandang bergantian dua sejoli yang sedang curi-curi pandang itu. Perasaan bahagia ini. Suasana ini. Seperti membawaku kembali pada momen saat pertama aku jatuh hati dengan Jasen. Momen itu, seolah baru saja terjadi kemarin.

Aku pun menatap langit-langit lalu menghela napas pelan. "Lihat yang terjadi padaku dan Jasen sekarang," gumamku dalam hati.

"Ann," panggil Irene pelan.

"Ya?"

"Soal kamu dan Jasen--"

Aku tersenyum simpul sambil menggeleng. "Jangan dibahas, Ren. Itu merusak suasana."

Kulihat Irene
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status