Share

169. Semakin Panas

Waktu telah menunjukkan pukul delapan lewat dua menit, kami pun dipanggil untuk melakukan persidangan. Aku bersama pengacaraku duduk di kanan karena kami penggugat dan Mas Jasen berserta pengacaranya di kiri sebagai tergugat. Hakim agung dan hakim anggota belum masuk ke ruang persidangan, sembari menunggu aku dan pengacara terus membicarakan tentang argumen apa saja yang dapat aku ajukan atau boleh aku ajukan.

"Mengapa aku jadi gemetaran?" lirihku.

"Tenang Ibu Ann!" ucap pengacaraku.

Suara pemberitahuan jika hakim datang pun terdengar, para saksi, pengacara, aku, dan seluruh orang di ruangan berdiri, memberikan hormat lalu duduk setelah hakim agung duduk dan mempersilakan kami.

Sidang pun dimulai dengan hakim agung memberikan beberapa kalimat lalu mengetuk palu selama tiga ketukan.

Sesuai dengan apa yang pengacaraku katakan, sidang diawali dengan hakim memberikan izin padaku dan Mas Jasen untuk mengajukan argumen. Hakim lebih dahulu mempersilakan pada Mas Jasen untuk memberikan argume
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status