Share

70. Kematian

Akhirnya aku memutuskan untuk langsung datang ke rumah sakit untuk memastikan jenazah keluarga Andin. Kulihat wajah Andin datar dan dingin, entah apa yang dia pikirkan. Aku hanya mengembuskan napas kasar berulang kali untuk meluangkan dada yang terasa sesak.

"Mbak, mungkinkah ini semua?" tanya Andin.

"Semua bisa saja terjadi, Din. Kamu harus iklas," ucapku.

Kulihat Andin menunduk, kedua tangannya saling bertaut dan meremat erat. Sangat terlihat bila gadis itu sedang berusaha untuk iklas. Namun, Andin masih mau berbicara meski hanya sepatan dua patah kata. Mungkin bila hal itu terjadi padaku, entah apa yang aku perbuat. Sungguh gadis yang kuat.

"Mbak, jika semua memang seperti info apakah boleh Dahlia tinggal bersama kita? Aku janji dia akan nurut," ucap Andin dengan nada rendah.

"Aku justru sangat senang, dia bisa aku anggap sebagai anakku sendiri. Tidak apakah?" tanyaku.

Andin termangu mendengar kalimatku. Gadis itu seperti bahagia bercampur terharu hingga kulihat bulir bening jatuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status