Share

52. Main kasar

"Aku nggak terima dia bisa hidup bahagia, Bu. Dia harus menderita meskipun enggak hidup bareng kita lagi." Fania melempar apa saja yang ada di hadapannya.

Bantal, selimut, sprei, dan semua barang-barang yang terletak di atas ranjang, Fania lempar semua tanpa terkecuali.

Rosa mengurut pangkal hidungnya merasa pening dengan kelakuan anak gadisnya in. Sejak ia bangunkan untuk berangkat kuliah tadi Fania mengamuk tidak jelas entah marah kepada siapa.

"Cerita dulu sama, Ibu. Apa masalahnya? Kalau kamu gini terus, Ibu jadi bingung, Fania." Rosan memunguti barang-barang yang Fania lemparkan.

Sejak Mentari pergi dari rumah ini ia harus mengerjakan pekerjaan rumah sendirian, Marwan sama sekali tidak mau memberikannya seorang pembantu, sedangkan Fania adalah anak yang pemalas dan tidak becus mengerjakan pekerjaan rumah.

"Si gadis bodoh itu udah banyak berubah sekarang, Buk. Aku nggak terima dia lebih unggul dari pada aku," jerit Fania dengan amarah yang meletup-letup.

"Maksud kamu, Mentari? Mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status