Share

32

Jaladri maju dengan langkah berjongkok. Ia menyembah. Pangeran Wiratmaka duduk di batu takhtanya, di sudut ruangan lebar itu, menghadapi sebuah meja rendah dari kayu berukir yang amat indah dan mewah.

“Hamba menghadap, Gusti Pangeran.”

Pangeran Wiratmaka menoleh. “Tidak usah menyembah! Tak ada yang lihat juga.”

Jaladri mengangkat wajahnya.

“Beneran?”

“Iya. Biasa saja seperti seharian tadi di jalan. Ayo, sini! Ada yang mau kubicarakan denganmu.”

“Asiiiik...!”

Jaladri melompat ke arah Wiratmaka.

“Tapi ya jangan lantas ndeso gitu.”

“Peduli setan! Aku sudah pegal sejak tadi sok resmi seperti sedang ada jumenengan.”

Jaladri bergegas mendekati meja dan duduk bersila di situ. Wiratmaka kemudian turun dari batu takhta untuk ikut duduk juga di karpet permadani.

“Baik. Ini sangat penting. Kau siap mendengarnya?”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status