Share

41

Wisnumurti masih terengah saat ia merasa puas menciumi bibir dan pipi Pratiwi. Mata gadis itu menyipit, nampak begitu elok saat rambut dan wajahnya basah kuyup.

“Apa aku akan hamil?” tanya Pratiwi, dengan suara rendah.

“Mungkin saja.”

Gadis itu mendelik. “Mati aku! Kalau begitu, kita harus menikah. Aku bisa dibunuh Bapak kalau tahu-tahu hamil tanpa ada suami!”

“Ya, tentu saja. Begitu bertemu ayahmu nanti, aku akan melamarmu.”

Pratiwi tertawa. “Lucu ya. Soalnya kita tidak ada rencana mau menikah. Bapak sama Ibu saja belum berusaha mencarikan suami untukku.”

“Harusnya memang bisa saja calon suami atau istri kita cari sendiri karena memang betul-betul suka, tidak melulu menunggu dijodohkan orangtua.”

“Itu kan cara-cara menyimpang kaummu orang persilatan.”

“Memang, tapi itu yang betul, kan? Siapa yang akan menikah memangnya? Kamu apa orangtua?

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status