Share

65

“Jadi kapan kau akan melamarnya?”

Wisnumurti menghentikan makannya sesaat, lalu sekilas menoleh menatap Rinjani dan sedikit tersenyum malu.

“Sesudah semua urusan ini selesai,” katanya pelan, lanjut makan lagi. “Harusnya sekarang ini, jika bukan karena keterangan baru bahwa Lambang Merah kemungkinan tengah akan bergerak menuju Karang Bendan.”

Selepas matahari terbit dan perut keroncongan, mereka memutuskan untuk berhenti sejenak di tepi aliran sungai dan membuka bekal makan. Perjalanan berlangsung lumayan lancar. Meski medan terus turun agak terjal, pengalaman mereka sebagai sama-sama manusia tukang keluyuran membuat mereka selalu bisa menemukan medan landai yang bisa dilalui kuda. Hanya sesekali saja mereka terpaksa turun jalan kaki dan menuntun kuda saat jalanan bukan berupa jalan dan semata gerumbul semak lebat yang menutup sama sekali bentuk medan tanah di bawahnya.

Saat ini mereka sudah lepas dari wilayah perbukitan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status