Share

Tiga Puluh Tujuh

Sandrina suka dengan kontraknya barunya. Ia langsung setuju dan membayar sewa untuk ia tinggali. Hanifa pun membantu untuk mencarikannya pekerjaan untuk bekerja di kantornya sebagai resepsionis.

“Di kantor sedang butuh, kalau kamu mau besok bisa langsung datang. Bagaimana?” Hanifa senang karena kini ia bisa ada teman di kantor dan kontrakan.

“Boleh, rezeki aku,” ujar Sandrina.

“Kamu memang sudah sehat? Bukannya kamu habis kuret?” Hanifa cemas dengan keadaan Sandrina yang habis keguguran kemarin.

“Memang masih nyeri, tapi aku mau mencoba melupakan kesedihan aku. Apalagi mencoba untuk nggak mengingat suami aku, Nif.” Sandrina terlihat sedih jika membicarakan Bastian. Pria itu sudah membuatnya jatuh cinta dan tersakiti untuk kedua kali.

Bertahan dengan pria yang tak mencintainya memuat ia semakin tersiksa. Ia berhak bahagia, maka dari itu Sandrina memutuskan untuk pergi mencari kebahagiaan dirinya.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status