Share

Safira Pergi

Safira tidak menghiraukan ibu mertuanya, ia berjalan terus ke kamar meskipun Mirah berteriak memanggilnya. Safira seolah menutup kupingnya sendiri, mulai saat ini ia hanya akan peduli pada diri sendiri.

“Kenapa Ibu teriak-teriak?” tanya Sadam.

“Entahlah, coba kau lihat sendiri.” Safira duduk di depan meja rias memandangi wajahnya yang masih sedikit pucat.

Ia sama sekali tidak mengabari apa pun pada kedua orang tuanya. Mulai dari kehamilannya hingga keguguran beberapa hari lalu. Ia tak ingin membuat Aini dan Arif khawatir. Biarlah nanti saja kalau berkunjung ke rumah mereka, baru ia akan bercerita.

Sadam pun keluar dari kamar menghampiri sang ibu yang masih mengoceh merutuki istrinya. Ia langsung menanyakan apa yang terjadi.

“Istrimu itu benar-benar kurang ajar, Sadam! Ibu suruh nyuci baju malah ngeloyor aja,” ketus Mirah mengadu pada anaknya.

“Untuk sementara Safira harus istirahat dulu, Bu,” bela Sadam.

“Alah, cuci baju itu pakai mesin, tidak akan terlalu lelah,” cetus Mirah.

Akhirn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status