Share

Plin-plan

Pagi ini kami berencana merobohkan warung bekas tempat jualan kami. Seperti rencana semula, kayu dan papan, juga sengnya akan digunakan untuk membuat kandang ayam.

"Kenapa Bang, kok sepertinya Abang tidak bersemangat gitu," tanyaku pada Bang Jo.

"Nggak apa-apa, Dek. Abang cuma nggak tega saja merobohkan warung itu." Bang Jo menghela nafas panjang.

"Ya sudah, Abang disini saja. Nggak usah kesana," sahutku.

"Bukan begitu Dek. Kesannya kok kita tega dengan keluarga sendiri, sampai merobohkan warung itu. Kan bisa dimanfaatkan untuk yang lainnya. Apa kata orang-orang nantinya," sanggah Bang Jo.

"Oh, jadi Abang nggak ikhlas kalau warung itu dirobohkan? Tapi kita butuh papan dan kayunya. Kalau Deni dan Mella meminta baik-baik denganku, akan aku berikan pada mereka. Tapi nyatanya mereka malah selalu bikin emosi." Aku mulai kesal dengan Bang Jo.

"Kemarin Emak meminta pada Abang untuk tidak merobohkan warung itu. Abang jadi nggak tega," ucap Bang Jo dengan pelan.

Aku mulai emosi dengan ucapan B
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status