Share

Siapa Takut!

"Maaf, Mak. Saya sibuk beres-beres, sebelum diusir lagi." Aku memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaannya.

"Wah, tahu diri juga kamu ya? Yang namanya numpang ya kayak gitu, harus siap kalau diusir. Sadar diri. Hebat sekali kamu bisa bikin rumah disitu. Paling juga banyak hutangnya," cibir Emak.

"Saya ngutang juga nggak ngerepotin Emak kan? Semua kami yang bayar sendiri, nggak minta uang sama Emak. Nggak kayak menantu kesayangan Emak, sudah numpang, banyak hutang, Emak juga yang membayar hutangnya." Emosiku sudah di ubun-ubun, tapi aku tetap berusaha untuk berbicara dengan nada yang rendah. Kalau menuruti Emosi, bisa terjadi perang dunia ketiga.

"Huh, ngomong sama kamu memang selalu bikin kesal." Emak berkata dengan ketus.

"Sama Mak." Spontan aku menjawabnya, tapi dengan suara pelan.

"Maksud kamu apa?" bentak Emak.

"Nggak kok Mak, nggak apa-apa." Aku deg-degan, Emak ini ternyata pendengarannya masih tajam juga, padahal tadi aku berbicara pelan.

"Dasar…."

"Menantu durhaka," j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status