Share

Bab 22 Temboknya Runtuh

“Tidak ada kabar ke mana Isabella pergi. Saya sudah bertanya pada tetangga sekitarnya juga, Tuan.”

Penuturan informan itu membuat Evan menarik napas pelan dan menghembuskannya perlahan. “Jadi benar begitu, Dave?” bisik Evan. Berharap suaranya tidak terdengar di telinga Jacob yang duduk di sebelahnya.

“Benar, Tuan,” jawab Dave. “Bella sudah tidak ada di Semarang. Tidak ada yang tahu.”

“Sudah tanya orang tuanya?” Evan masih bertanya dengan setengah mendesak. Ada sedikit harapan dalam nada suaranya.

“Sudah.” Dave menjawab mantap. “Bapaknya bahkan tidak peduli jika anaknya itu mati.”

Evan memejamkan mata mendengar kata mati disebutkan oleh Dave dengan mudahnya. Walau begitu, dia tidak akan amrah pada sang informan yang sudah susah payah mencari informasi untuknya.

“Baiklah,” tukas Evan pelan. Dia tidak tahu harus mencari gadis Isabella itu di mana.

“Apakah Tuan ingin saya mencari ke tempat lain? Jawa Barat?”

Evan berdehem. Tawaran itu tampak menggiurkan untuk diterima. Tawaran yang begitu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status