Di dalam sebuah gubuk kecil, Saat mereka hendak mulai beraksi. Tiba-tiba saja ada seorang prajurit masuk ke ruangan dengan ekspresi panik.
“Ini gawat, Yang Mulia. Desa kita diserang sekelompok makhluk Birlon.”
“Apa Katamu?” Tampak Raja Aldes terkejut.
“Kenapa di saat-saat begini..” Ujar Warrior terlihat putus asa.
“Sepertinya kita harus mengurus masalah ini terlebih dahulu.” Ujar Morine.
“Kalau begitu Morine Chan, Saito Kun, Poidon San, kalian ikutlah denganku. Mari kita basmi semua monster yang ada.” Ujar Ria.
“Ok.” Jawab mereka serentak.
“Tunggu Ria Chan, aku juga ingin ikut..” Ujar Nina.
“Jangan Nina Chan, simpanlah kekuatanmu untuk menaklukkan dewa naga angin nanti.” Imbuh Ria.
Mendengar perkataannya, Nina hanya terdiam sejenak. Kemudian gadis berambut pirang emas itu berkata, “Hati-hati...”
“Tentu.” Jawab Ria tersenyum.
“Nijiro Kun, mari segera kita bantu evakuasi penduduk yang terluka.” Kat
Akhirnya Rencana OPS dimulai. Nina dan lainnya menaiki mobil terbang yang diciptakan oleh Saito. Mobil terbang tersebut pergi menuju ke Ibu Kota Kerajaan. Disisi lain, Raja Aldes memerintahkan semua prajurit untuk mengungsikan semua masyarakatnya yang berada di dekat Ibu Kota. “Mari kita Jalankan OPS!” Ujar Saito yang menyetir mobil dengan semangat! Sementara itu di Ibu Kota terlihat Dewa Naga Angin terus meraung dan menciptakan badai Tornado Raksasa. Disisi lain, Poidon sudah sampai dan mulai mencoba menghentikannya. (Air vs. Angin xD) Memang kalau dilihat segi ukurannya Poidon jauh lebih besar dibandingkan dengan Selon (Naga berbentuk kadal bersayap berbulu lembut berwarna abu-abu). Namun kekuatan mereka setara. “Selon, Sadarlah. Kamu tidak boleh terus seperti ini, kamu harus segera hentikan semua ini!” Ucap Poidon dalam wujud naganya, akan tetapi Selon tidak merespon dan malah mencoba menyerangnya. “Wind Dragon Magic : Sky Dragon Roar.” Sep
Kembali ke pertarungan antara Ojin vs. Ria, “Masih 100 tahun terlalu cepat bagimu untuk mengalahkanku.” Ucap Ria berdiri di satu sisi. “Tidak mungkin, kenapa serangan sihirku tidak mempan..” Pikir Pendeta itu mulai kehilangan fokus. “Sepertinya kali ini giliranku.” Ujar Ria memulai serangannya. “Dimension Manipulation : Portal Laser Rain!” Ria menciptakan hujan Laser. “Sand Magic : Sand Golem Protector.” Ojin membuat golem protector melindungi dirinya dari hujan laser. “Seranganmu tidak akan menembus perisai terkuatku. Hahahaha...” “Benarkah? Aku rasa, perisaimu sebentar lagi hancur.” Imbuh Ria yang tersenyum, berdiri di satu sisi. Hujan Laser tersebut perlahan-lahan mengikis pasir yang melindunginya. Pada akhirnya, Ojin terkena hujan laser. Beberapa menit kemudian, tampak pendeta itu dengan pakaian compang-camping terbaring tak berdaya di atas tanah. Gadis berambut biru itu kemudian berjalan menghampiriny
Dalam perjalanan menuju ke Ibukota, Ria berjalan dengan kakinya tampak pincang dengan tubuh penuh dengan luka. “Andai saja, aku punya Mana lebih banyak...” Perlahan demi perlahan, pergerakannya semakin melambat. Beberapa menit kemudian, Dia akhirnya drop dan tak sadarkan diri. Di Pertarungan Dewa Naga Air vs. Dewa Naga Angin di atas langit, tampak para Homies Nina terhempas. Melihat hal tersebut, Dewa Naga Air segera menciptakan Water Prison untuk menarik para homies kembali. Namun tanpa di sengaja airnya malah melukai Sirius. “Arghhh...” Teriak Sirius yang merasakan kesakitan ketika berada di dalam water prison yang dibuatnya. Melihat hal tersebut, Dewa Naga Air segera melepaskannya. “Maafkan saya..” Ujar Poidon tampak merasa bersalah. “Itu tidak penting, sekarang cepat hentikan dia.” Ujar Rai tampak menangkap Sirius yang melemah itu dengan shield petirnya. Mendengar perkataannya, Dragon Serpent biru itu terbang mendekatinya.
Suatu hari Ketika Nina dan Nijiro sedang pulang ke Planet Herby... “Akhirnya Kita sudah selesai membantu mereka..” Ujar Nina merasa relax. Mereka melakukan penjelajahan ke Planet Dimon untuk mencari diamond. “Iya, Nina Chan... Ini sebuah keberuntungan. Kita bisa menambang Diamond dengan jumlah yang sangat besar.” Ujar Nijiro sembari terjun ke dalam tumpukan berlian dan kristal. “Dengan ini Maha Master bisa melanjutkan penelitiannya..” Kata Clori sembari bergolek-golekan pada sebuah tiang kapal. Namun tiba-tiba saja kapal angkasa mereka diserang. Announcement dari Sistem : “Peringataan, saat ini kapal di serang. Harap melakukan proses wormhole!!!” “Gawat Nijiro Kun, Armada Angkasa Bajak Laut Sigron menyerang. “Bajak Laut Angkasa Sigron?” “Iya. Mereka merupakan sekelompok pencuri harta karun. Target mereka adalah kapal-kapal kecil yang tidak dilengkapi oleh senjata penyerang.” Ujar Clori menjelaskan. “Sung
Keesokan harinya di Desa Barla, di sebuah gubuk terlihat Selon terbaring di kasur, Poidon yang berada disampingnya terus menerus menemaninya sepanjang malam. “Selon.............” Terlihat Poidon terus menatapnya. Kemudian Nina dan Nijiro memasuki Gubuk dan membawa beberapa makanan.. “Poidon San, Makanlah dulu.” Nina berkata sambil menyajikan makanan kepada Poidon. “Terimakasih, Master Nina. Tapi saat ini Aku tak selera makan.” “(Bisa pula seekor naga gak mood makan pula (-_-) ).” Nijiro dalam hatinya berpikir demikian. “Tidak apa-apa, aku mengerti perasaanmu. Tapi jangan lupakan satu hal, jika kamu ingin Selon sehat, kamu juga harus sehat! Setidaknya makanlah dan jangan melemah seperti Selon sekarang, kamu harus kuat untuk menjaganya.” Ujar Nina. Mendengar perkataannya, Poidon dengan antusias langsung melahap sajian makanan yang diberikan. Nina hanya tersenyum melihatnya sedang makan. “(Perkataan cewek selalu benar dan
Kembali ke sebuah Gubuk di desa Barla, “Kamu gadis yang ada dimimpi... Kenapa kamu bisa disini?” Selon mulai kebingungan dengan apa yang telah dilihatnya. “Tenanglah! Yang kamu alami itu bukanlah sebuah mimpi.” Jelas Poidon. “Jadi apa yang sebenarnya terjadi padaku?” Tanya Selon yang kebingungan. “Kamu sepertinya tidak ingat apa-apa semenjak dikendalikan oleh iblis. Selama kamu dikendalikan. Kami semua berusaha menghentikan amukanmu. Kamu sudah menghancurkan Ibukota Kerajaan” Ujar Nina menjelaskan situasi yang sudah terjadi kepadanya sambil tersenyum. “Jadi begitu ya... Ternyata aku sudah melakukannya.” Selon menjadi murung. “Tapi syukurlah, kamu sudah lebih baik.” Ujar Poidon menepuk punggungnya. Kemudian Raja Aldes memasuki Kamar dan bertemu dengan mereka. “Apakah kamu Dewa Naga Angin?” Tanya Raja Aldes. “Iya..” Jawab Selon yang tampaknya tidak berani menatap wajahnya. “Bisa kamu jelaskan apa yang suda
Saat rapat sedang berlangsung di dalam sebuah gubuk, Tampak Nina mulai menceritakan suatu kebenaran “Kenapa kamu katakan hal itu! Harusnya kamu jangan katakan indetitas kita sebenarnya.” Bisik Nijiro tampak sangat panik dengan apa yang dikatakan oleh honey-nya. “Tidak apa-apa Nijiro Kun, cepat atau lambat mereka pasti akan mengetahuinya.” “Apa maksudmu?” Raja Aldes tampak menyipitkan matanya. “Bagaimana ya cara aku jelaskan... Kami itu Alien.” Ujar Nina mencoba menjelaskan sesingkat-singkatnya. “Apa katamu?” Raja Aldes kaget hingga matanya keluar. Nijiro malah semakin panik. Saat Nina hendak melanjutkan perkataannya, Lerry memotongnya. “Maksudnya gini Paman. Mereka bukan penduduk asli dari kota manapun yang ada didunia ini. Mereka berasal dari dunia lain (Isekai).” “Ini... Sungguh luar biasa.” Ujar Raja Aldes dengan mata berbinar. Para menteri melihatnya dengan wajah keringat. “Iya, sebenarnya awalnya kami datan
“Kalau begitu kita harus berangkat ke Rumah Kayu. Nijiro Kun, Morine Chan, Clori, Shuu, Sirius, Rai, dan Windi. Kalian ikutlah denganku.” Kemudian Nina, Nijiro, Morine, dan Para Homies bergegas menuju ke rumah kayu. Di saat mereka hendak keluar dari gubuk, Lerry tampak menahan mereka... “Tunggu... Jangan tinggalkan aku sendirian.” “Aku juga ingin ikut bersama kalian.” Kata Poidon yang tiba-tiba masuk ke kamar. “Aku juga! Bawalah kami bersama dengan kalian.” Ujar Selon yang juga berbarengan dengan Poidon. Mendengar perkataan mereka, Gadis berambut pirang emas itu menghentikan langkah kakinya sejenak. Kemudian dia berkata, “Maaf, aku tidak bisa membawa kalian. Jika saya membawa kalian ikut bersama dengan kami, siapa yang akan membantu merekonstruksi kota ini?” Mereka hanya terdiam dan merenung setelah mendengar pertanyaannya. Gadis berambut pirang itu kemudian menghampiri mereka dan berkata dengan senyuman, “Jangan khawatir, kalian pasti b