Di Ruang Rahasia...
“Proses memasuki Wormhole, Dimulai!” Akhirnya Seluruh planet mulai tersedot ke dalam Wormhole....
Seluruh Planet Herby bergetar dengan sangat kuat dan juga sebagian besar Atmosfer hilang dikarenakan Perpindahan Planet yang begitu cepat....
“Ini gawat, Maha Master. Planet Herby mulai kehilangan Atmosfernya.” Saito terlihat panik melihat layar hologram dengan presentasi Atmosfer telah berkurang.
“Ria Chan, Lakukanlah sesuatu.”
“Maafkan saya Master, Energi saya terkuras...” Ria drop ke lantai..
“Tenang Maha Master, Protection Shield diaktifkan..” Teleport yang juga menyerang Energi sihir Ria juga menciptakan Shield yang melindungi planet dengan diameter 2.000 km.
“Untuk saat ini, Gravitasinya sudah mulai stabil.” Ujar Gravity Bot yang juga ikutan mengambil peran.
“Syukurlah..” Maha Master tiba-tiba saja pingsan tak sadarkan diri karena serangan Jantung (xD)... Ops... maksud Narator, karena ketakutan. xD
Chapter selanjutnya akan dirilis pada 1 Agustus 2021. Terimakasih atas perhatiannya.
Keesokan harinya seluruh kota di Herby dan jaringan satelit Herby telah kembali pulih. Sebagian Pasukan Robot Herby yang rusak/terluka sedang di maintenance. Di pusat kota terlihat seluruh penduduk sudah dapat kembali ke apartemen masing-masing. Di dalam Istana Herby, Ruang Rapat Meja Bundar, Maha Master, Nina (masih pingsan) di atas punggung Clori bersama dengan para Homies, Nijiro (duduk di kursi yang berada di samping Nina), Morine (Sedang mengemil camilan), Ria, Erina, Saito, Aldo, Yurine yang terlihat sedang berdiskusi. Disisi lain, Liana sedang tertidur pulas sembari duduk (Dia berada di alam mimpi). “Terima Kasih semua sudah mau hadir di sini.” Ujar Maha Master dengan raut wajah merasa lega. “Syukurlah, akhirnya kita bisa lolos dari jeratan dari Grand Master Ando.” Nijiro menghela nafas.. “Apa yang membuat Kakek mengumpulkan kami?” Tanya Aldo dengan gaya Yankee (Tingkah laku mirip dengan Preman di jalanan) nya xD.. “Diem lu, Cucu kurang
Kembali ke Planet Asgardian pada Rumah Kayu di Hutan Magazone, Nijiro, Nina (Dalam keadaan masih pingsan), Morine, dan Yurine tampak telah kembali. “Sudah lama sekali saat terakhir berada di dalam kapsul.” Ujar Morine yang meregangkan tubuhnya saat duduk di teras. “Iya.” Jawab Ria. “Saatnya mencari Lerry...” “Tapi sebelum itu, Rumah Kayu kita telah melapuk. Bangunannya sudah mulai roboh dan kotor. Bisakah kamu melakukan sesuatu dengan rumah kayu itu?” Tanya Morine sambil menunjuk dan melihat Keadaan Rumah kayu yang terlihat porak-poranda. “Itu mah gampang. Serahkan para daku yang maha jago ini... Time Manipulation : Restore...” Seketika Bangunan Kembali pulih seperti sebelumnya. “Nijiro, bawa Nina ke kamar. Berikan cairan bejatmu padanya!” Ujar Ria. “Berisik kau! Aku tahu apa yang harus kulakukan.” Nijiro terlihat malu-malu dan marah ketika menggendong Nina dari Punggung Clori. Spiky boy itu dengan antusias membawanya masuk ke
“Ya. Ngomong-ngomong siapa Pria berkulit biru itu?” “Aku Poidon, Salah satu dari lima Dewa Naga, Saya Dewa Naga Air Asgardian.” Poidon memperkenalkan dirinya dengan bangga. “Senang juga berkenalan dengan Anda, Poidon San.” Yurine memberikan salam kepada Poidon. “Tentu.” Poidon terlihat senang. Kemudian setelah beberapa jeda Nina dan Nijiro akhirnya tiba di Desa Barla... “Nina Chin... (Astaga, Nina terlihat semakin cantik saja).” Ujar Lerry menggombalnya. Saat si elf bejat itu merayunya, Nijiro menatapnya dengan tajam. tatapannya seolah-olah ingin membunuhnya xD. Lerry menyadarinya dan seketika nyalinya menciut. Nina hanya tersenyum melihat tingkahnya yang lucu. “Master, apa yang akan kita lakukan?” Tanya Windi dengan antusias “Aku ingin jalan-jalan dulu...” Yurine ingin jalan-jalan di desa Garla... “Aku mau tidur dulu..” Tiba-tiba Morine nebeng di punggung Clori.. “Silakan Master Morine.” Clori tampak se
Di Istana Kerajaan Aldes, Raja Aldes duduk singgasananya. Di sana ada Morine, Lerry, Poidon dan Homies Nina berdiri di hadapannya. “Selamat datang kembali.” Ujar Raja Aldes yang terlihat sangat senang dan menyambut para tamu dengan antusias. “Sebelumnya Mohon Maaf, desa kami ada terkena musibah karena itu kami harus kembali pada waktu itu.” Terlihat Morine mewakili Herby meminta maaf kepada Raja Aldes. “Tolong, Jangan berkata seperti itu. Kalian sudah sangat membantu banyak. Bahkan kalian telah membuat kemajuan di Kerajaan ini.” Jawab Raja Aldes dengan ekspresi wajah gembira.. “Terima kasih.” “Ada banyak sekali ingin kutanya kepada kalian. Akan tetapi sebelum itu, Beristirahatlah di dalam Istana terlebih dahulu.” Sambut Raja Aldes dengan hangat. “Terimakasih Yang Mulia. (Akhirnya Waktu santai yang kuidam-idamkan),” Morine terlihat sangat bahagia setelah sekian lama terus menerus terseret dalam masalah. “Pelayan, Antar Petualang
Di sisi pertempuran lain, “Sudah lama sekali aku tidak mengerahkan seluruh kemampuanku...” Terlihat Kome sangat bersemangat sambil menyerang para Pigilon lainnya dengan Akar pohon yang merambat dari tanah. Para monster pigilon itu terlihat tertusuk oleh akar berduri tajamnya. “Sepertinya aku harus memberi sebuah bingkisan... Wood Release : Tri-Leaf Bomb.” Kome menggunakan sihir element kayu yang mana dari tangannya melempar 3 daun besar ke arah para Pigilon yang semakin mendekat untuk menyerang Kome... Daun-daun tersebut menciptakan sebuah ledakan yang cukup dahsyat. Namun Monster Pigilon tersebut terlihat semakin menggila... “Wood Style : Chomper Army,” Kali ini Kome menciptakan kumpulan tanaman Kantong semar raksasa. Para Kantong semar tersebut mulai memangsa dan melahap pigilon tersebut satu persatu. “Aku ingin memakan kalian semua. Hahaha...” Kome terlihat sangat kegirangan. Di sisi pertempuran Eliza.. “Ice Release : Rain N
Pembahasan yang dibahas pada pertemuan Raja Aldes bersama para menterinya di Istana tampak tidak masuk akal. “Jangan-jangan...” “Itu benar, Sepertinya semua ini ulah dari salah satu dari 3 Penyihir. Kelihatannya mereka sudah mulai bergerak...” “Tidak mungkin...” “Oleh karena itu, kita semua berkumpul di sini untuk membahas hal tersebut...” “Tapi, bukankah Penyihir Triduka hanyalah sebuah legenda belaka? Tak mungkin mereka telah dibangkitkan!” Ujar Menteri Spiritualis tidak percaya mendengar pernyataan dari Raja Aldes... “Ini informasi yang kudapatkan dari Dewa Naga Air... Awalnya mereka meragukan semua ini ulah dari Organisasi misterius yang bernama ESDA dan VENOM dari luar angkasa. Tapi mungkin ini juga ada kaitannya dengan Penyihir Triduka.” Pangkas Raja Aldes dalam menjelaskan hipotesa sementaranya. “Jika dipikirkan secara saksama mungkin ada beberapa hal yang masuk akal. Pigilon merupakan salah satu dari 4 Monster yang dici
Di sisi Selatan Desa Barla, “Apakah kalian sudah lelah?” Tanya Yurine kepada Eliza, Kome, dan Lerry. “Aku sudah mencapai batas staminaku...” Kome telah kehabisan staminanya. “Aku juga... Aku tak bakal menyangka Monster ini jumlahnya sangat-sangat banyak.” Eliza terlihat kelelahan sambil ngos-ngosan ketika melancarkan serangan. “Kalian berdua, istirahatlah dulu. Kembalilah ke dunia spirit.” Pinta Yurine kepada Eliza dan Kome. “Tapi...” “Percayakan kepada kami. Kalian sudah sangat membantu kami. Aku tidak ingin membebankan kalian.” Jelas Yurine. “Terima Kasih Master atas simpatinya. Kami sangat senang dapat mendengarnya dari anda. Meskipun kami hanyalah spirit yang terikat kontrak, kami juga ingin membantu kalian dari lubuk hati terdalam.” Ujar Kome yang menarik nafas dalam-dalam. “...” Yurine hanya bisa terdiam ketika mendengar perkataannya. “Kami masih memiliki sihir Master Nina, sihirnya tidak bakal habis.” Uca
Beberapa waktu kemudian, akhirnya seluruh Pigilon yang ada berhasil dikalahkan. Penduduk yang dievakuasi akhirnya kembali ke tempatnya masing-masing. Nina dan lainnya berkumpul di pusat desa dan membantu warga desa dalam perbaikan bangunan yang roboh akibat sebagian dari ulah serangan Monster Pigilon dan kekacauan yang telah terjadi. “Akhirnya waktu bersantaiku bisa dimulai.” Ujar Morine yang merasa nyaman saat bermalas-malasan di punggung Clori... “(Master Morine sangat berat),” Keluh Clori dalam hatinya sambil berusaha untuk terbang dengan sekuat tenaga. Di sisi lain, Shuu seperti biasa menempel di bahu Nijiro. Sedangkan Sirius dan Windi berada di sekitar Nina.. “Master, tadi kami berhasil mengalahkan Monster Babi Raksasa itu loh..” Sirius bercerita bagaikan anak kecil. “Kamu memang kuat..” Ujar Nina tersenyum sambil memuji tindakan Sirius. Si bola api hidup itu tampak membanggakan dirinya. Namun, disisi lain... “Aku masih belum kuat...” Win