Di Istana Kerajaan Aldes, Raja Aldes duduk singgasananya. Di sana ada Morine, Lerry, Poidon dan Homies Nina berdiri di hadapannya.
“Selamat datang kembali.” Ujar Raja Aldes yang terlihat sangat senang dan menyambut para tamu dengan antusias.
“Sebelumnya Mohon Maaf, desa kami ada terkena musibah karena itu kami harus kembali pada waktu itu.” Terlihat Morine mewakili Herby meminta maaf kepada Raja Aldes.
“Tolong, Jangan berkata seperti itu. Kalian sudah sangat membantu banyak. Bahkan kalian telah membuat kemajuan di Kerajaan ini.” Jawab Raja Aldes dengan ekspresi wajah gembira..
“Terima kasih.”
“Ada banyak sekali ingin kutanya kepada kalian. Akan tetapi sebelum itu, Beristirahatlah di dalam Istana terlebih dahulu.” Sambut Raja Aldes dengan hangat.
“Terimakasih Yang Mulia. (Akhirnya Waktu santai yang kuidam-idamkan),” Morine terlihat sangat bahagia setelah sekian lama terus menerus terseret dalam masalah.
“Pelayan, Antar Petualang
Di sisi pertempuran lain, “Sudah lama sekali aku tidak mengerahkan seluruh kemampuanku...” Terlihat Kome sangat bersemangat sambil menyerang para Pigilon lainnya dengan Akar pohon yang merambat dari tanah. Para monster pigilon itu terlihat tertusuk oleh akar berduri tajamnya. “Sepertinya aku harus memberi sebuah bingkisan... Wood Release : Tri-Leaf Bomb.” Kome menggunakan sihir element kayu yang mana dari tangannya melempar 3 daun besar ke arah para Pigilon yang semakin mendekat untuk menyerang Kome... Daun-daun tersebut menciptakan sebuah ledakan yang cukup dahsyat. Namun Monster Pigilon tersebut terlihat semakin menggila... “Wood Style : Chomper Army,” Kali ini Kome menciptakan kumpulan tanaman Kantong semar raksasa. Para Kantong semar tersebut mulai memangsa dan melahap pigilon tersebut satu persatu. “Aku ingin memakan kalian semua. Hahaha...” Kome terlihat sangat kegirangan. Di sisi pertempuran Eliza.. “Ice Release : Rain N
Pembahasan yang dibahas pada pertemuan Raja Aldes bersama para menterinya di Istana tampak tidak masuk akal. “Jangan-jangan...” “Itu benar, Sepertinya semua ini ulah dari salah satu dari 3 Penyihir. Kelihatannya mereka sudah mulai bergerak...” “Tidak mungkin...” “Oleh karena itu, kita semua berkumpul di sini untuk membahas hal tersebut...” “Tapi, bukankah Penyihir Triduka hanyalah sebuah legenda belaka? Tak mungkin mereka telah dibangkitkan!” Ujar Menteri Spiritualis tidak percaya mendengar pernyataan dari Raja Aldes... “Ini informasi yang kudapatkan dari Dewa Naga Air... Awalnya mereka meragukan semua ini ulah dari Organisasi misterius yang bernama ESDA dan VENOM dari luar angkasa. Tapi mungkin ini juga ada kaitannya dengan Penyihir Triduka.” Pangkas Raja Aldes dalam menjelaskan hipotesa sementaranya. “Jika dipikirkan secara saksama mungkin ada beberapa hal yang masuk akal. Pigilon merupakan salah satu dari 4 Monster yang dici
Di sisi Selatan Desa Barla, “Apakah kalian sudah lelah?” Tanya Yurine kepada Eliza, Kome, dan Lerry. “Aku sudah mencapai batas staminaku...” Kome telah kehabisan staminanya. “Aku juga... Aku tak bakal menyangka Monster ini jumlahnya sangat-sangat banyak.” Eliza terlihat kelelahan sambil ngos-ngosan ketika melancarkan serangan. “Kalian berdua, istirahatlah dulu. Kembalilah ke dunia spirit.” Pinta Yurine kepada Eliza dan Kome. “Tapi...” “Percayakan kepada kami. Kalian sudah sangat membantu kami. Aku tidak ingin membebankan kalian.” Jelas Yurine. “Terima Kasih Master atas simpatinya. Kami sangat senang dapat mendengarnya dari anda. Meskipun kami hanyalah spirit yang terikat kontrak, kami juga ingin membantu kalian dari lubuk hati terdalam.” Ujar Kome yang menarik nafas dalam-dalam. “...” Yurine hanya bisa terdiam ketika mendengar perkataannya. “Kami masih memiliki sihir Master Nina, sihirnya tidak bakal habis.” Uca
Beberapa waktu kemudian, akhirnya seluruh Pigilon yang ada berhasil dikalahkan. Penduduk yang dievakuasi akhirnya kembali ke tempatnya masing-masing. Nina dan lainnya berkumpul di pusat desa dan membantu warga desa dalam perbaikan bangunan yang roboh akibat sebagian dari ulah serangan Monster Pigilon dan kekacauan yang telah terjadi. “Akhirnya waktu bersantaiku bisa dimulai.” Ujar Morine yang merasa nyaman saat bermalas-malasan di punggung Clori... “(Master Morine sangat berat),” Keluh Clori dalam hatinya sambil berusaha untuk terbang dengan sekuat tenaga. Di sisi lain, Shuu seperti biasa menempel di bahu Nijiro. Sedangkan Sirius dan Windi berada di sekitar Nina.. “Master, tadi kami berhasil mengalahkan Monster Babi Raksasa itu loh..” Sirius bercerita bagaikan anak kecil. “Kamu memang kuat..” Ujar Nina tersenyum sambil memuji tindakan Sirius. Si bola api hidup itu tampak membanggakan dirinya. Namun, disisi lain... “Aku masih belum kuat...” Win
Di dalam Istana Valeo, “Sebenarnya aku ada sebuah permintaan kepada kalian.” Tiba-tiba Raja Aldes berlutut. Semua yang melihat kaget. “Tenanglah, Yang Mulia. Duduklah dulu dikursi dan ceritakan apa yang telah terjadi.” Ujar Nina yang beranjak dan memintanya untuk tidak berlutut. “Sebenarnya dulu saya mempunyai seorang putri. Namanya Alfredo Mirana.. Dia Gadis yang sangat ceria.. Akan tetapi, dua tahun yang lalu, Putri Mirana telah diculik oleh Sekte Penyihir Triduka...” “Penyihir Triduka? Lagi-lagi mereka..” Nijiro terlihat mulai kesal saat mendengar nama Penyihir Triduka... “Aku tidak tahu dengan pastinya. Sebenarnya ini ada hubungannya dengan Putriku. Aku ada dengar rumor mengatakan bahwa Putriku menjadi salah satu dari 3 Penyihir Triduka yang baru.” Raja Aldes mengatakannya dengan nada syok tidak percaya dengan apa yang terjadi. “Menjadi salah satu Penyihir Triduka? Aku tidak yakin, mungkin mereka dijadikan sebagai wadah tub
Keesokan paginya sekitar jam 4 waktu setempat, seperti biasa Nina terbangun dari tidurnya. Menatap pejantannya dengan penuh perhatian dengan memberi selimut. “(Sungguh menggemaskan),” pikir Nina melihat posisi tidurnya bagaikan bocah. Kemudian dia beranjak dari kasur dan melakukan ritual doa rutinitasnya. Kemudian Jam 6 Pagi, semua orang sudah terbangun. “Haa...” Morine menguap saat terbangun dari tidurnya. Dia tampak meregangkan ototnya dan beranjak dari kasur. Dia melihat Yurine masih tidur indah di dunia mimpi.. “Yurine chan, bangun-bangun.” “Iya..” Yurine akhirnya terbangun dari tidurnya dan juga ikut beranjak dari kasurnya. “Mari kita cari makanan...” Ajak Morine. “Iya...” Jawab Yurine. Beberapa jam kemudian setelah mereka sarapan, mereka bergegas menuju lantai teratas Istana. Disana terlihat Poidon dan Selon berubah ke wujud Naganya, Nina, Nijiro, Morine, Yurine, dan Para Homies Nina berpamitan dengan Raja Aldes.
Di dalam Rumah Kayu, Nijiro mengatakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan. “Yukino adalah Ibuku.” Jelas Nijiro dengan tidak percaya perkataan yang disampaikan oleh Lerry. “APA (⓿_⓿) (⓿_⓿)?? IBUMU?” Lerry kaget. “Kamu mengetahuinya kan? Ceritakan padaku sedetailnya.” Nijiro tiba-tiba menarik baju Lerry dan memintanya menjelaskannya mengenai legenda Ibunya di Asgardian ini. Tanpa disadari dia menghimpit Morine yang berada duduk di sebelah Lerry. “Soal itu..” Lerry berusaha melepas diri dari cengkraman tangannya. “Hentikan itu Mesum!!” Morine menabok Nijiro dan Lerry secara bersamaan. Mereka berdua tampak terkapar. Namun diwaktu yang tak terduga, tanpa sengaja adegan YAOI telah dilakukan. Ciuman antara Cowok, Bisakah Anda membayangkannya? (>.<) “Kya.... Astaga...” Yurine menjadi keplek-keplek melihat adegan tak terduga itu... xD Wajah Poidon, Selon, dan Nina memerah padam. Lerry dan Nijiro sama-sama berteriak xD. Lerry dan
Kembali ke rumah kayu, Morine dan Nina mempersiapkan alat-alat seperti obat-obatan, Perlengkapan berkemah seperti senter, Tenda, Alat-alat dapur, dll. Yurine berusaha menyemangati Lerry yang suram... Poidon dan Selon terbang untuk mencari makanan. Semuanya terlihat mulai berjalan seperti biasanya hingga malam hari... “Akhirnya malam yang ditunggu telah tiba...” Ujar Morine sembari bersantai di sofa. “Iya.” Jawab Nina tersenyum. “Ini sungguh memalukan. Kenapa lah aku selalu menjadi korban YAOI? Author penulis novel ini, kenapa dikau begitu tega padaku? (。﹏。*)” Ujar Lerry yang bersandar di pojok ruangan dengan suram dan tidak berwarna. “Sudahlah... Lupakan yang sudah berlalu..” Kata Yurine dengan ekspresi wajah tersenyum sembari menepuk pundaknya. “Ini semua gara-gara Morine ini. ╰(艹皿艹 ) Dia selalu saja menyebabkan aku sial.” Lerry mulai berulah :3 xD “Diam kau kakek tua! Siapa suruh kalian himpit-himpit saya, ha?” Morine