Keesokan Paginya, Nina bersiap-siap untuk melaksanakan misi. Akan tetapi, Nijirou masih tertidur di Kasur. Nina melihatnya yang tertidur mencoba membangunkannya dengan lembut..
“Nijirou San, Cepat bangun.” Nina membangunkannya dengan lemah lembut Akan tetapi Nijirou tidak bangun, dan malah mengorok.
Nina berusaha membangunkan Nijirou, namun dia tak kunjung bangun dan malah mengigau. Dengan raut wajah sedikit kesal, Nina meminta Clori untuk membangunkannya.
Di dalam mimpinya, Nijirou bergumam “(Apa-apaan ini ada sesuatu yang menggerogoti tubuhku),”
Nijirou merasa tubuhnya sedang digerogoti oleh sesuatu benda yang lembut dan terasa geli. Perlahan namun pasti dia akhirnya mulai membuka matanya, keluar dari mimpi indahnya... Kemudian dia melihat ke arah sekitarnya. Dia kaget saat melihat Clori dengan tatapan mesumnya membuatnya terbangun dan meloncat dari kasur. Kemudian di depannya ada Nina yang sedang menatapnya dengan senyuman yang seram.
“Nijirou Kun, Tolong besok bangun telat lagi ya..” Nina memancarkan aura seram dengan nada bicara yang pelan dan mengerikan... Nijirou hanya bisa terdiam ketakutan dan mengangguk-angguk melihat keseraman yang dipancarkan olehnya. :v
“Makan dan mandilah dulu. Kita akan memulai misi. Aku ingin menyelamatkan temanku.” Kata Nina dengan nada cerianya.
“Ok, Kak.” Nijirou memasang tampang tidak percaya dengan perubahan sikap Nina yang relatif cepat itu. Dia mulai beranjak dari kasurnya, kemudian mandi dan sarapan pagi.
Setelah Nijirou bangun, mandi dan sarapan, penyamaran mereka pun dimulai. Mereka berdua akhirnya turun dari kapal mereka dan menyembunyikannya dengan alat Stealth yang terpasang pada Kapal EDEN itu. Kemudian mereka bertiga menyelusuri benua kecil itu secara perlahan-lahan. Berbagai kondisi yang dilihat Nina cukup sadis, Tanah dibenua itu penuh dengan darah, Mayat-mayat yang sudah menjadi tulang, mereka hanya melewati begitu saja. Kemudian setelah melakukan perjalanan yang cukup lama akhirnya mereka menemukan sebuah Kota di bagian utara Benua Selatan Planet Guldish, kota itu bernama Kota Gorry. Terlihat Pemukiman yang terlihat sangat kotor, penuh dengan bau darah yang menyedihkan.
Disana juga terlihat banyak Bangsawan yang menghuni disana sedang menyiksa para Budak yang rata-rata Beastman (Manusia setengah hewan). Pemandangan ini membuat Nina merasa terpuruk dan sangat sedih dan hal ini membuatnya hampir menangis. Nijirou yang melihat Ekspresinya itu hanya memegang tangannya dan memberi harapan kepadanya untuk tidak bersedih.
“Jika kamu sudah menyelamatkan temanmu, mari kita selamatkan mereka jika itu memungkinkan.” Ujar Nijirou dengan tegar.
“Iya.” Nina terlihat sudah menjadi lebih baik dan melanjutkan pencarian mereka.
Nijirou, Clori dan Nina terus berjalan dan berjalan hingga sampai di sebuah Hotel sederhana di dalam bangunan yang bernuansa Kuno era abad ke-17an.
“Mungkin kita sebaiknya menetap di hotel dulu untuk mencari informasi yang ada.” Ujar Nina menyarankan.
“Iya. Itu bukan pilihan yang buruk.” Tampak Nijirou mulai menyetujui usulannya.
Kemudian mereka memasuki Hotel dan memesan sebuah kamar hotel. Pada saat berada di dalam kamar, Nina bertanya kepada Nijirou. “Ngomong-ngomong, Jika boleh tahu, sihir apa yang kamu gunakan?”
“Saya pengguna sihir Elemental. Saya dapat memanipulasi 5 Elemen dasar sekaligus.” Nijirou berkata dengan bangganya memamerkan Sihir Elementalnya.
“Wow.. Jadi kamu pengguna Sihir Elemental. Itu sangat Keren. Sangat Jarang Jumpa orang yang bisa bahkan menguasai 5 Elemen dasar tersebut (Api, air, bumi/tanah, listrik, dan angin).” Nina terlihat sangat terkesima saat mendengar sihir yang digunakan olehnya.
“Tentu Dong. Kalo Nina Chan memakai sihir apa?” Nijirou berbalik bertanya.
“Mengenai itu, Sebenarnya saya bukan seorang Penyihir. Saya seorang Supporter. Saya tidak mahir dalam pertarungan jarak dekat. Ketika pertarungan terjadi, saya hanya bersifat support membantu melindungi rekan saat dalam pertarungan. Saya pengguna sihir Manipulasi Jiwa, yang mana dengan kekuatan ini saya dapat membuat kontrak dengan Soul Spirit dengan Koin Soul Spirit dan dapat membuat Benda mati menjadi hidup yang bernyawa. Akan tetapi ketika membuat benda menjadi bernyawa, umur saya berkurang.” Nina menjelaskan dasar dari penggunaan sihir uniknya. Nijirou tampak mendengarkannya dengan saksama.
Nijirou terpesona dengan sihir yang dimiliki oleh Nina dan dalam hati berkata “(Wii... mantul banget gadis ini seorang supporter. Sudah Cantik, Imut, cocok jadi bini besok),” Pikir Nijirou...
“Teknik yang mengagumkan. Saya harap kita bisa membentuk Party.” Nijirou berharap Nina untuk menjadi rekan setimnya.
“Tentu saja.” Nina terlihat langsung menyetujuinya tanpa pikir panjang.
“Ngomong-ngomong tentang Soul Spirit, kamu mempunyai berapa koin?” Nijirou penasaran dengan Koin Soul Spirit yang dimiliki Nina.
“Untuk saat ini saya hanya memiliki 4 Golden Spirit Koin, 3 Silver Spirit Koin, dan 1 Bronze Spirit Koin. Golden Spirit Koin sangatlah langka. Di Semesta ini hanya ada 17 Golden Spirit Koin. Selain 17 Golden Spirit Koin, ada pula 13 Golden Zodiac Koin dan 12 Golden Shio Koin. Akan tetapi saya aliran Spirit Koin, mengingat saya memiliki kemampuan Manipulasi Jiwa.” Jawab Nina sambil menunjukkan semua Koin Spirit yang dimilikinya.
“Ini sihir yang sangat menarik. Bolehkah saya melihatnya?” Tanya Nijirou yang meminta Nina untuk memanggil Spiritnya dengan mata berbinar...
“Tentu Saja boleh, tapi sekarang saya tidak bisa melakukannya. Pemanggilan Golden Koin ini memiliki Cooldown waktu yang cukup lama. Jadi, tidak boleh sembarang memanggilnya kecuali ada keadaan mendesak.” Jawab Nina.
“Yahh...” Nijirou terlihat sedikit kecewa. Saat hendak berbicara lagi Nina memotong pembicaraan..
“Tapi untuk saat ini saya memang memerlukan bantuan dari Silver Spirit Koin hari ini.” Sambil mengeluarkan 1 koin Silver, Nina merapal Kalimat berikut “Terbukalah Gerbang Malaikat Pengintai, Smarter.”
Seketika di samping Nina Muncul sesosok Gadis Berambut Hijau, bermata hitam, berpakaian pegawai kantoran wanita. Nijirou hanya terkejut dan merasa kagum akan kekuatan sihir summoning yang dilakukan olehnya.
“Ada yang bisa saya bantu, Master?” Terlihat Smarter menunjukkan rasa Hormat kepada Nina.
“Smarter San, saya ingin kamu mencari info tentang hubungan Guldish dengan ESDA dan...” Nina yang sedang berbicara tiba-tiba dipotong oleh Nijirou.
“Maaf Nina Chan, saya memotong pembicaraan Anda. Saya ingin kamu juga mencari informasi tentang Clan Oroni dari Master Orion. Sebenarnya aku ada hubungan dengan Clan Oroni itu.” Jelas Nijirou yang memotong pembicaraan Nina.
“Baiklah.” Tiba-tiba Smarter mengaktifkan sihir Spirit Archive.
>> Sihir Archive : Sihir ini mampu melihat kejadian yang sedang terjadi di kota serta menganalisis orang-orang yang dianggap mencurigakan, kemudian Smarter menghilang untuk memata-matai orang yang terlihat mencurigakan.
“Langkah selanjutnya, mari kita jalan-jalan melihat keadaan kota.” Nina merencanakan semua ini secara perlahan-lahan.
“Ok” Kemudian Nina, Clori (Bersembunyi) dan Nijirou keluar dari kamar Hotel untuk jalan-jalan.
Di Jalan Raya Kota Gorry, Benua Selatan Planet Guldish, Nina dan Nijirou sedang berjalan-jalan melihat pemandangan kota yang sedikit suram membuat Nina merasa sedih dalam perasaan hatinya. Disana juga terlihat banyak orang yang sedang memperjual beli budak, tempat casino, Club-club yang tidak benar, dan hal-hal lainnya. Di tengah perjalanan, Nijirou hanya terdiam dan tidak berani memandangnya. Mereka berdua seolah-olah kehilangan arah dan lupa tujuan berjalan entah ke mana dan akhirnya tiba pada sebuah kedai makan. “Atau gak mungkin kita harus memesan makanan dulu kah? Sambil mendengar percakapan orang-orang ini?” Tanya Nina kepada Nijirou sambil menunjukkan banyak kerumunan orang yang sedang berbincang. “Aku rasa itu ide yang cukup bagus, kita harus mencobanya.” Mereka berdua akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam kedai untuk memesan makanan dan minuman. Di sinilah kejanggalan mulai terjadi. Semenjak Nina keluar jalan-jalan bersama dengan Nijirou, dia merasa seseorang menguntitny
Di sisi lain, keadaan kedai makan sudah hancur akibat pertarungan antara Nijirou dan Pengikut ESDA itu. Serangan Lightning Palm Nijirou (Lightning) berhasil membuat musuh terpental. Setelah Pengikut ESDA itu terpental, dia ingin segera menangkapnya. Saat hendak menangkapnya, dia melakukan serangan mendadak. “Rasakan Ini! Fire Hell,” Pengikut ESDA berkata sambil tersenyum jahat, memberikan tinju Api Neraka yang berwarna biru. Nijirou (Lightning) tidak mampu menghindari serangan mendadak Pengikut ESDA itu membuat Nijirou (Lightning) terkena serangan telak dibagian perutnya. Dia mengalami cedera yang serius dan terpental jauh dan terjatuh. Setelah beberapa detik terjatuh, dia berusaha bangkit kembali dan mengambil kuda-kuda gaya serangan... “Element Form : Water Mode. Water Magic : Water Prison,” Nijirou menggunakan sihir Element Form untuk bertransformasi menjadi Pengguna Sihir Element Air. Pada kali ini, Rambutnya berubah menjadi biru cerah yang indah dengan tubuh yang memiliki insa
Di Pusat Kota Gorry terlihat ratusan pasukan Kerajaan yang sedang menuju ke Penjara Bawah Tanah lengkap dengan seragam tempur mereka. Penduduk yang melihat Para Pasukan Kerajaan yang sedang bergegas itu membuat Penduduk Panik dan terlihat mulai bersembunyi ke dalam bangunan... Di dalam Perjalanan menuju ke Pintu Gerbang Utama Penjara Bawah Tanah. (Lebih tepatnya di Lantai 2 Penjara bawah tanah). Terlihat Nijirou, Clori yang sedang mengangkut Nina yang pingsan, Morine, Smarter, Merina, beserta para tahanan lainnya mulai menerobos Penjara sambil melawan para Pasukan Penjaga Penjara yang ada disana. Nijirou juga ikut berlari bersama dengan Morine dan lainnya. Namun, dia sepertinya merasakan sesuatu hal yang janggal. Saat Dia melihat ke arah belakangnya, Water Prison yang dikunci lepas. “Astaga... Saya lupa..” terlihat Nijirou yang sangat kaget, karena Water Prison yang dibuatnya telah menghilang. “Ada apa?” Tanya Morine dengan keheranan “Tadi saya ada menangkap seorang Pengikut ESDA,
Di tengah kota, para tahanan membantu para budak melarikan diri dari Bangsawan Keji. Suasana Kota sangat kacau balau. “Kalian semua, kembalilah ke Kota untuk menghindari Konflik dan bawalah para Budak yang disana.” Smarter yang berada di Luar Penjara mengarahkan para Tahanan untuk segera menuju ke kota menyelamatkan para Budak yang terjerat oleh para Bangsawan yang keji itu. Para Tahanan mengikuti arahan dari Smarter dan segera menuju ke Pusat Kota. Nijirou (Wind) dan Nina ikut Bersama dengan para tahanan. “Morine San, aku dan Nina akan membantu para tahanan. Ayo Nina kita bantu mereka.” Nijirou (Wind) spontan mengajak Nina dan Clori untuk membantu para Tahanan yang bergegas menuju ke pusat kota. Mereka berdua naik punggung Clori keluar dari Gerbang Penjara terbang menuju Pusat Kota. “Baiklah, aku juga akan ke Istana untuk mengalahkan Master G.” Morine juga ikut keluar tetapi melewati rute yang berbeda. Akhirnya Pusat Kota menjadi porak-poranda. para bangsawan menjadi panik dan me
Di Reruntuhan Istana Kerajaan Gorry... Terlihat Raja Gorry sedang kewalahan. “Dimana para budak itu bersembunyi?” Tanya Raja Gorry yang sedang berdiri dengan emosi. “Menurut laporan, mereka sepertinya menuju ke pantai utara.” Jelas Prajurit itu dengan nada yang kurang meyakinkan. “Wahai semuanya... Atas perintahku, Mari kita hancurkan dan bantai para budak di Pantai Utara itu. Habisi mereka sampai ke akar-akarnya!” Raja Gorry dipenuhi oleh emosi negatif membuatnya terlihat seperti orang tidak waras yang meluap-luapkan amarahnya dan memerintah para Prajurit tersisa. Para Prajurit Bersorak dan mulai menyerbu ke pantai Utara melalui jalan Rahasia dari Istana. Di Area Pertarungan Nijirou Pusat Kota Gorry, Nijirou (Water) dan Nijirou (Lightning) bertarung melawan Popol dengan sangat sengit. Pertarungan Nijirou (Lightning) cepat akan tetapi Nijirou (Water) memiliki celah yang banyak, Popol mengambil kesempatan itu untuk menyerang celah dan titik lemah Nijirou (Water). “Dasar Lemah, Das
Di dekat Reruntuhan Gerbang Istana Gorry, Tampak Reana yang sudah memasuki fase true Awakeningnya (Mode bertransformasi menjadi Iblis dengan tanduk yang besar). “Hahahahahaha... Sekarang waktunya untuk Mengakhirimu. Rasakan ini Demon Whip Magic : Thicket of Whip,” Seketika dari tubuh Reana Mengeluarkan Banyak sekali Cambuk belukar yang beracun Racun dari tubuhnya untuk menyerang. Morine tampak menghindari setiap serangan yang dilancarkan olehnya. “Aduh... Dia sangat berbahaya, Sihir Manipulasi ukuranku sudah tidak berefek. Sepertinya aku juga harus lebih serius.” Pikir Morine dengan wajah yang terlihat sangat serius. Dia meningkatkan Jumlah penggunaan Mana, terlihat tubuhnya mulai diselimuti oleh Aura sihir berwarna Hijau tua. “Hahahahahaha.......” Reana tertawa bagaikan orang stress yang tidak waras. Dia tampak terus-menerus melancarkan serangan tanpa ampun kepada Morine. “Ini sungguh menyebalkan, Racun-racun itu berduri.” Kali ini Morine langsung menyusutkan ukuran badannya dan m
Di dalam Jalan Rahasia menuju ke Pantai Utara, Sang Raja beserta Pasukannya sampai di dekat Pantai Utara dengan muncul dari sebuah Gua rahasia yang berada di bebatuan dekat Pantai, disitu Raja dan Pasukannya telah melihat para Budak Beastman yang sedang dirawat oleh Merina dan Smarter. “Hancurkan dan Bunuh semua orang yang ada disana!” Raja Gorry yang melihat para budak berada di pesisir Pantai segera memerintahkan para Prajurit untuk menyerang. “Siap Pak!” para Prajurit mengangkat senjata dan mulai menyerbu. Sebagian budak Beastman yang sudah lebih fit bersama dengan beberapa para tahanan melawan serangan para Prajurit itu. Pertempuran telah terjadi. Beberapa menit kemudian, Morine naik ke punggung Api Sirius terbang menuju ke pantai utara. Akhirnya mereka sampai di Pantai Utara yang terlihat penuh dengan pertempuran. Smarter berusaha membawa para Budak yang terluka, Merina terlihat menggunakan sihir penyembuhan jarak jauh melindungi para Tahanan dan Budak yang sedang bertarung. |
Di Pinggir Pantai Utara Kota Gorry... “Sebelum Kita menuju Planet Herby, bisakah kamu memperbaiki Ekosistem Hutan disana?” Tanya Morine kepada Kome sambil menunjuk ke arah Hutan yang berada jauh dari mereka terbakar... “Tentu saja.” Kemudian Kome menuju ke dalam hutan dengan cepat merambat ke dalam tanah. “Wood Art Magic : Forest Restore,” Seketika seluruh area hutan bercahaya hijau. Tanaman yang terbakar oleh api Hitam perlahan mulai sembuh dan hidup Kembali. Morine yang melihat pemandangan yang indah ini bergumam sambil tersenyum, “(Kamu memang hebat Nina, Energi Manamu tiada habisnya).” Kemudian setelah itu, Kome kembali ke hadapan Morine.. “Sudah selesai Master.” Ucap Kome yang tersenyum lebar.. “Terima Kasih.” Morine tampak berterima kasih kepada Kome. “Bukan masalah besar. Kalau begitu aku kembali dulu ya dadah...” Kome pamit dan melambaikan tangannya kepada Morine dan kemudian menghilang. Morine juga melambaikan tangannya dengan tersenyum. Lalu... “Nijirou, Sirius, Clor