Kembali ke beberapa hari yang lalu, di dalam Ruang Kerja Istana, Ria, Morine, dan Saito berdiskusi dengan Maha Master.
“Terima kasih sudah bersedia berada disini. Ada sesuatu hal yang ingin saya sampaikan. Tim Investigasi sudah menemukan Lokasi Yurine. Saat ini dia berada di Planet Elevon, Sebuah Planet Buatan penuh dengan gelombang Radiasi Radio, Proyek Nuklir. Dia sepertinya berada di dalam Penjara sana. Disana dipimpin oleh Master D. Kekuatannya setara dengan Master Orion..”
“Apa? Planet Elevon? Mengapa Yurine Chan bisa berada disana?” Tanya Morine yang merasa kebingungan.
“Apakah kamu masih ingat waktu masa bebas di Herby? Saat itu dia bersama dengan Jenny melakukan perjalanan luar angkasa dulu.”
“Tapi bukankah Yurine dan Jenny saat itu pergi ke angkasa untuk jalan-jalan?” Ujar Ria.
“Sebenarnya bukan begitu, Saya ada memberi misi rahasia kepada Yurine dan Jenny untuk menyamar menjadi Anggota ESDA di sana. Pada waktu itu misi mereka adalah
Maha Master membawa Nina, Natasha, dan Asami ke ruangan Spiritual yang berada di lantai teratas Istana (Lantai ke-3), disini merupakan ruangan Laboratorium yang berkaitan dengan pengujian sihir yang dimiliki Manusia/Makhluk hidup dan Mesin (Robot). “Ruangan apa ini?” Tanya Asami yang melihat keadaan ruangan yang dipenuhi oleh Mana Sihir. “Ini Ruangan spiritual. Disini merupakan ruangan penelitan khusus untuk sihir.” Ujar Nina. “Oh...” Jawab Asami yang memahami. “Aku bisa merasakan energi Mana yang super banyak.” Ucap Natasha. “Disinilah pusat energi Mana diproduksi untuk kebutuhan Planet Herby. Dengan adanya Mana, kita bisa menciptakan sebuah lingkungan alam yang mirip dengan sebuah planet asli.” Jelas Maha Master. “Jadi apakah ini bukan sebuah planet?” Tanya Asami. “Bisa dikatakan demikian, Sebenarnya Planet ini Planet buatan dari teknologi yang super canggih pada ratusan tahun yang lalu. Karena ukurannya sangat besar, banyak
Di Ruang Perpustakaan Istana pukul 3 sore, Erina, Liana, Nijiro, Aldo, dan para homies terus mencari buku tersebut. “Master, aku menemukan sebuah buku pengobatan sihir..” semua mata menuju ke Clori. “Mana, Mana?” Ujar Liana menghampiri awan gendut itu. Clori menunjukkan sebuah buku pengobatan sihir.. Kemudian, semuanya duduk di meja baca. Liana mulai membaca buku pengobatan itu dengan sihir matanya dalam waktu singkat.. “Bagaimana? Apakah kamu menemukan solusi untuk Nijiro Kun?” Tanya Erina. “Didalam buku ini hanya pengobatan sihir untuk kelas support, disitu hanya terdapat cara meningkatkan kapasitas Mana dengan efisien dapat mempercepat regenerasi tubuh. Kalau cara untuk menciptakan Kapasitas Mana tidak dijelaskan.” Ujar Gadis Lolicon. Nijiro yang mendengar tiba-tiba semangatnya menurun. Nina yang melihat ekspresi wajahnya hanya memegang tangannya sambil berkata, “Kamu jangan menyerah.” “Tapi...” Tiba-tiba Nina memotong pembi
Dikamar Nina Nijiro, Nina sedang mengemas baju untuk perjalanan menuju ke Asgardian. Nijiro duduk di Kasur sambil meregangkan badannya. “(Aku harus menjadi kuat! Menjadi lebih jantan! Ini semua demi Ninaq),” Pikir Pria berambut landak itu dengan tersenyum tipis. “(Aku akan melakukan terbaik untuk mensupport Darling Kun),” Pikir Nina sambil mengemas barang-barang. Nijiro kemudian berdiri dan dari belakang Nina merangkul dengan mesra. “Tolong temanin aku Latihan ya besok.” bisik Nijiro yang sok keren. xD “Iya.” Ucap Nina yang tertawa. “Sampai kapan kamu merangkulku, dasar Genit! xD” Ujar Nina tampak berusaha melepaskan diri dari rangkulan mesumnya. “Clori, Shuu, Sirius, Rai. Tolong kalian jaga Nijiro ya, aku mau menemui Ria dulu.” “Serahkan semua pada kami.” Jawab Clori dengan percaya diri. “Tunggu dulu. Biar kugendong kamu ke sana.” Tiba-tiba Nijiro menggendong Nina dengan tampang sok keren. “Hentikan itu
Setelah berdiskusi dengan Maha Master, Ria dan Nina keluar dari Ruangannya. Terlihat waktu sudah menunjukkan pukul 4 sore. “Akhirnya kita sudah mendapat Izin Maha Master.” Ucap Nina yang sedang berjalan menelusuri tangga. “Iya... Syukurlah, Maha Master sangat pengertian. Tapi Nina Chan, tolong rahasiakan misi kami ya. Jangan beritahu siapa pun.” “Tenang saja, Aku akan menjaganya.” “Oh iya, jangan lupa ya besok jam 7 kita akan berangkat ke Asgardian. Pastikan sebelum jam 7 Kalian sudah tiba di bandara.” “Ok! Kalau begitu aku duluan dulu ya.. Aku mau ke kamar Aldo kemudian pergi belanja untuk membeli semua kebutuhan alat yang aku perlu.” Ucap Nina. “Pastikan Darlingmu jangan sampai telat makan ya.” Ujar Ria yang mengedipkan matanya. “Iya.” Jawab Nina yang tersenyum berkeringat. Dia kemudian meninggalkannya seorang diri dan segera menuju ke kamar Aldo. Di sisi lain, di dalam sebuah kamar Istana lain, terlihat Morine sedang
Keesokan paginya sekitar jam 5 subuh, Nina dan Nijiro pergi mandi bersama. Nina sudah biasa melihat masa depannya yang begitu kokoh dan malahan menjadi Fetish Chinchin. Sedangkan Nijiro menjadi Fetish Payudara. xD “Nijiro Kun.” Panggil Nina dengan wajah yang memerah sambil menggosok punggungnya. Nijiro kemudian Menghadap ke arahnya dan memeluknya dengan hangat di dalam bak mandi. “Nina Chan...” Ujar Nijiro yang penuh dengan cinta. “(Tubuhnya sangat atletis, badan sangat kekar. Ini sangat hangat. Aku merasa diriku tak berdaya, aku merasa sangat nyaman),” Nina bergumam dalam hati sambil meraba tubuhnya dengan lembut.. Setelah 20 menit kemudian, Nijiro, Nina, dan Para Homies mulai menuju ke bandara. Dalam perjalanan mereka bertemu dengan Aldo. “Selamat Pagi Nina Chan..” Aldo menyapanya dengan senyum coolnya. “Ah... Aldo San.” Nina menghampirinya. Nijiro memberi tatapan ingin membunuh kepada Aldo seolah-olah memberi isyarat
Kembali ke ruang kendali kapal Angkasa, Saito terlihat menikmati makanannya sambil mengambil kemudi. Terlihat di Layar Hologram menunjukkan proses penyiapan energi untuk memasuki wormhole menuju ke planet Asgardian yang berjarak sekitar 8.014 tahun cahaya dari Planet Herby. Di dalam ruang Santai Kapal Angkasa, Nina dan lainnya sedang duduk santai membahas tentang Planet Asgardian. “Aku dulu pernah berkunjung ke Planet itu saat aku berusia 14 tahun. Planet disana mirip seperti Isekai. Peradaban disana masih kuno dan masih belum menggunakan teknologi.” Ujar Aldo menceritakan pengalamannya. “Benarkah? tampaknya kita perlu beradaptasi pada kehidupan seperti itu. Kehidupan tanpa adanya Internet, Robot, Mobil canggih, Kapal Angkasa.” Ujar Ria. “Namun meskipun demikian, itulah keunikan alam Semesta, karena luasnya tidak terbatas. Mungkin saja masih banyak misteri yang tak bisa kita duga. Mungkin saja disana ada Godmote.” Ujar Nina. “Tapi hing
Di dalam Hutan Magazone pada sebuah ladang, Ratu Kome menciptakan sebuah Rumah kayu sederhana. Terlihat Akar pepohonan muncul dari tanah merambat dan mulai menciptakan sebuah bangunan Kayu yang sederhana. Semua orang yang melihat pemandangan itu terpesona. “WoW... Ini sungguh sangat Indah.” Asami mengagumi Rumah Kayu yang dibuat oleh Ratu Kome. “Sihir yang memiliki tingkat akurasi desain yang sangat tinggi. Ini sangat mengagumkan.” Nijiro berkomentar. “Teknik yang luar biasa.” Aldo berkomentar. Kemudian Ratu Kome berkata, “Silakan masuk.” Kemudian Nina dan lainnya memasuki ruangan. Di dalam interior seperti Rumah papan kayu sederhana lengkap dengan semua perabotan serba kayu. “Aku akan membuat alat-alat elektronik yang diperlukan dulu. Machine Maker : Electronic for Home.” Dengan sihir manipulasi mesinnya, Dia berhasil menciptakan perlengkapan Listrik, Lampu, Panel surya, AC, dan peralatan elektronik lainnya. “Baguslah... Sekar
Di sekitar lahan pertanian Desa Elfano, Nijiro, Nina dan Para Homies disergap oleh prajurit disana yang sedang berjaga. “Kowu ranoko?” >Siapa Kalian?< Tanya Prajurit itu dengan Menyodong senjata Tajam ke arah Nina dan lainnya. “Oh tidak kita disergap, apa yang harus kita lakukan, kita tidak mengerti bahasa Mereka.” Kata Nina yang terlihat panik. “Apakah Kita perlu hajar mereka?” Tanya Nijiro yang terlihat bersiap-siap menyerang. “Jangan!” Nina menonjok kepalanya hingga benjol. “Aduh Nina Chan, jangan tonjok kepalaku dong. Sakit tahu.” Nijiro protes. “Maafkan saya, saya keceplosan.” Jawab Nina menanggapinya dengan wajah menikmati. “Lowu ka bokensho.” >Kami seorang petualang< Jawab Verto yang entah dari mana bisa berbahasa asing. “Kamu mengerti Bahasa mereka?” Nina bertanya. “Iya. Sejujurnya dulu saya pernah tinggal didesa ini sewaktu kecil. Saya dulunya penduduk asli dari desa ini.” Jawab Verto yang t