Di sebuah Kota Metropolitan, terdapat sebuah vila Istana yang cukup mewah namun terlihat redup. Istana dengan luas sekitar 1000m2 ini memiliki taman hijau yang cukup subur.
Di dalam Istana tersebut, terlihat seorang wanita berusia 30 tahunan yang memakai masker dengan pakaian berjubah hitam corak emas yang menutup kepalanya. Wanita tersebut terlihat sedang duduk disinggasananya, sedang berbincang dengan salah satu pengawalnya.
“Apakah kita sudah mengundang Master lainnya?”
“Sudah Master, Mereka sedang dalam perjalanan.”
Mendengar jawaban darinya, dia terlihat puas. Wanita itu kemudian berkata, “Sepertinya tikus-tikus itu akan segera beraksi. Mereka pasti sudah mendapatkan rahasia data kita. Ini sesuai dengan rencana yang telah kususun.”
“Sesuai dengan harapan Master, kita akan segera menangkap dan mengeksekusi mereka.” Ujar Prajurit itu.
“Tentu. Namun rasanya aku ingin bermain-main dengan mereka. Tapi mungkin akan lebih baik
Kembali ke dalam Penjara Elevon di Lantai 4 bawah tanah, terlihat Ria membuat Portal di setiap Jeruji Besi, Para tahanan yang melihat langsung masuk ke portal dan berhasil keluar. “Kalian semua, buatlah kekacauan di dalam sini.” Ujar Ria yang terlihat memberikan perintah. Akan tetapi terlihat semua tahanan di lantai 4 sangat lemas kekurangan air (Para tahanannya loyo). Ketika Ria kembali membuka sebuah portal, mendadak dari Portal itu keluar Air sungai yang sangat bersih dari herby. Kemudian Dia mengisinya dalam sebuah galon raksasa dan memberikannya kepada tahanan. Para Tahanan terlihat berebut untuk meminum air segar. Kemudian Ria membuka Portal menuju lantai 3. Di sisi lain, Morine, Erina, Liana, dan Lerry memasuki Lantai 6. Namun disana tampak sudah ada 4 Dewa Penjaga Elevon yang berjaga dan juga Yurine disegel di dalam sebuah alat. >> Dewi Penjaga Elevon, Sasame (Gadis berpakaian yukata putih, memegang Gulungan Ninja dan sebuah peniup g
Kembali ke Lantai 3 penjara bawah tanah Elevon, Aldo sedang bertarung sengit dengan Saihage (Pria Botak berotot). Suasana sekitar Aldo tampak tidak diuntungkan. Dia terhempas akibat ditinju olehnya. Dia menabrak ke lantai dengan cukup keras. Hal ini membuatnya berbaring tidak berdaya. “Sungguh lemah. Aku kira kamu dapat memuaskan diriku. Apakah hanya segini kemampuanmu ha?” Tanya Saihage yang mengolok-oloknya. Namun tubuh Aldo yang terpental hanya sebuah bunshin kayu. Melihat tubuhnya yang berubah menjadi potongan kayu, Saihage seketika terkejut. Tiba-tibaPria berpedang hitam itu melancarkan serangannya di titik butanya. Saihage dengan gesit menahan pedang raksasa tersebut dengan jarinya, namun tidak berlangsung lama. Aldo dengan kekuatan ototnya sekuat tenaga melawannya. Akhirnya serangan mereka berdua naik ke level dengan kecepatan serangan yang sangat tinggi. *Slash... slash... Bam... Bam....* Pertarungan mereka berdua mulai
Kembali ke beberapa hari yang lalu sebelum peperangan terjadi di Planet Elevon, di sebuah wilayah di arah selatan dari Hutan Magazone pada Planet Asgardian yang di kenal sebagai tempat Southern Vally. Disana merupakan wilayah yang tertutupi oleh Salju. Badai Salju sering melanda di daerah tersebut. Nina tanpa sengaja menemukan wilayah ini setelah menelusuri Hutan Magazone yang berada di arah selatan. Dia menelusuri wilayah tersebut seorang diri. Suhu disana memiliki suhu sekitar -20 derajat celsius itu memiliki badai salju yang cukup kuat. “Tempat apa ini? Kenapa di sini bisa sangat dingin?” Pikir Nina yang berjalan di sekitar Gurun bersalju tersebut sembari menggunakan Manaskinnya. Nina terus menerus berjalan tanpa arah hingga membuat Hutan Magazone tidak terlihat ditelan oleh badai salju. Semakin menelusuri wilayah tersebut membuat badai salju semakin kuat. Hal ini membuatnya kesulitan berjalan. “Ugh....” Terlihat Nina menahan badai salju yang semak
Pertarungan Aldo dan Saihage di Lantai 3, Setiap serangan Aldo berhasil dihentikan olehnya. “Kamu lawan yang sangat kuat, kamu berhasil menghentikan serangan pedangku.” Ujar Aldo. “Aku bukan pengguna sihir seperti Mage kebanyakan pada umumnya. Serangan fisik adalah kekuatan utamaku.” Respon Saihage yang tampak menguatkan diri dan meningkatkan kecepatan Movement speednya. “Ini sungguh sangat menarik. Mari kerahkan semua kemampuan kita. Aku sangat bersemangat!” Akhirnya Aldo mengalirkan Energi anti sihirnya ke dalam tubuhnya. Secara spontan, sebagian dari tubuhnya diselimuti oleh tato bercak hitam. “Aku juga tidak akan menahan diri. Breath Art : Shin Mode.” Saihage akhirnya membuka Gerbang Chakra dan Memasuki Mode Pernapasan Shin (Awaken) di dalam tubuhnya. Pertarungan beradu kecepatan dan kekuatan fisik dimulai. Serangan yang dilancarkan mereka berdua sangat cepat hingga membuat sebagian besar benda-benda di Lantai 3 nyaris hancur. Sete
Di dalam kapal angkasa yang berada pada hutan terpencil, Saito tersenyum melihat layar hologram yang sedang dia otak-atik. “Akhirnya aku berhasil meretas sistem mereka.” Ujar Pria Cyborg terlihat gembira. Sejenak, Saito mulai melihat data rahasia mereka kembali. Namun tak seberapa lama, Sistem kapal angkasanya kembali diretas oleh hacker tadi. “Sialan, dia sangat jago hacking. (-__-)” Ujar Saito Kemudian dilayar hologram kembali muncul si peretas tersebut. Peretas itu kemudian berkata, “Sudah kubilang, percuma kamu meretas sistem kami. Kamu sudah berhasil kuretas. Kini aku sudah tahu lokasimu.” Saito yang melihatnya akhirnya dia pasrah. Pria cyborg itu berkata, “Aku menyerah deh.” Secara diam-diam dia menekan sebuah tombol merah yang berada di papan tombol kendali kapal. Dalam durasi waktu 10 detik, kapal meledak. Saito dengan cepat meloncat dan menghancurkan jendela kapal kemudian terbang menjauh. Tak berapa lama kapal angkasa tersebu
Di Dunia Imajinasi Liana, terlihat Erina dan Morine membantu merawat luka para tahanan. “Master...” Meldina berlari ke arah Morine yang sedang merangkul Yurine, memeluknya dan sambil menangis. Terlihat Yurine penuh dengan luka.. “Bagaimana kondisi Yurine San?” Tanya Gadis Lolicon yang menghampirinya. “Luka tubuhnya sangat parah. Namun dia masih bernafas.” Ujar Gadis berambut hijau itu. “Keadaannya sangat parah.” Ucap Lerry sambil memperhatikan kondisinya yang mengalami luka memar. “Kita harus kembali ke Asgardian. Yurine butuh pertolongan Nina Chan.” Ujar Ria yang mengusulkan. “Iya, kalau begitu bisakah kau membuka portal ke Asgardian?” “Serahkan padaku! Dimension Manipulation : Portal Gate,” Ria membuka portal kembali. Erina meminta para tahanan untuk masuk ke portal yang kemudian disusul oleh Liana, Morine dan lainnya. Terlihat mereka telah sampai di hutan Magazone. Di depannya ada sebuah Rumah kayu...
Di dekat Rumah Kayu, “Molecule Manipulation : Area Changer.” Erina mengubah sebagian ladang menjadi tanah kosong. “Machine Maker : Super Home.” Saito menciptakan alat pembuat kawasan rumah petak disekitar ladang. Para pengungsi tercengang saat melihat kekuatan sihir mereka. Beberapa waktu berlalu, akhirnya mereka berdua telah selesai membuat pemukiman sederhana yang baru. Para pengungsi berterima kasih kepada mereka berdua. Pengungsi A berkata, “Terima kasih Master. Dengan begini kami bisa hidup secara mandiri.” Erina hanya tesenyum. Disisi lain, ada seseorang memanggilnya. “Erina San.” Panggil Morine yang melambaikan tangan dari kejauhan. Penyihir berambut Orange itu menoleh ke arahnya. Gadis berambut hijau itu mulai mendekati mereka. “Morine San?” Ujar Erina. “Erina San, ini sungguh gawat!” Ujar Morine yang terlihat panik. “Kenapa? Apa yang telah terjadi?” Tanya Erina yang terlihat kebingungan.
Di Ruang Rapat Rumah Kayu Magazone, Planet Asgardian terlihat mereka duduk di sebuah meja bundar. “Rencana D?” “Iya, Rencana D. Kemungkinan mereka akan mengekstrak Kekuatan Nina, dan mencoba mengeluarkan Iblis yang ada di dalam tubunya. Rencana D ini bermaksud untuk mendapat kekuatan Sihir Nina sepenuhnya kemudian dengan kekuatan itu, Master D hendak ingin menghancurkan Planet Herby, dan menangkap budak pria sebanyak mungkin.” Mendengar penjelasan dari si Cyborg membuat pria berambut landak itu membanting meja. “Hal ini sungguh tidak bisa dimaafkan.” “Tapi kalian jangan khawatir, Kekuatan sihir Nina tidak akan semudah itu diekstrak, apalagi dengan kekuatan sihir High Enchantment. Nina kebal terhadap semua sihir bersifat buff ataupun debuff, dan juga sihir Deus Zeroku juga tidak mempan terhadapnya.” Ujar Erina. “Syukurlah, Nina masih ada harapan untuk ditolong.” Ujar Liana menghela nafas lega. “Meskipun demikian, ada hal yang paling men