Share

Derita Selepas kau Pergi

Haidar langsung memeluk Dinda. Memekik mengucapkan tasbih dan hamdalah. Ini adalah kejutan yang membahagiakan bagi mereka. Haidar bahkan meneteskan air mata bahagia dan haru.

Dokter berpamitan keluar. Kedua suami istri itu saling menangis. Mensyukuri nikmat tak terduga itu.

"Akhirnya, aku merasakan hamil. Hiks..."

"Kau hebat, istriku."

Dinda kembali memeluk Haidar. Kebahagiaannya membuncah. Berapa tahun dia menunggu momen ini. Dan, akhirnya, kini dia bisa merasakannya. Kesabaran, pasti akan berbuah manis. Dalam hati, dia berjanji akan menjaga baik-baik amanah ini.

Mereka pulang ke rumah dengan kebahagiaan yang membuncah. Tak lupa, Dinda mengabari abangnya. Menyampaikan kabar gembira pada abang tercintanya.

"Selamat adikku. Abang kirim doa dari sini."

"Terimakasih, Bang. Hiks. Terimakasih, telah menjaga dan menghibur Dinda selama ini," isaknya. Tangis karena terlalu bahagia.

"Sudah kewajiban abang, Din. Kamu baik-baik saja. Haidar memperlakukanmu dengan baik, bukan?"

Dinda mengangguk
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status