Share

Kabar Baik

"Se-setahun?" ulang Niswah, menelan salivanya.

"He'em. Kenapa? Apa keberatan? Atau, lebih cepat lagi?"

Niswah buru-buru menggeleng. Tidak! Jangan terlalu cepat. Dia harus mencari uang dulu untuk persiapan hidup sendiri.

"Baik. Ada lagi, poin yang kamu ingin kan? Tulis saja. Biar nanti saya ketik. Dan bisa kita tanda tangani besok."

Niswah menggeleng. "Sementara itu aja dulu. Kasih kolom untuk tambahan. Biar sewaktu-waktu, kalau mau nambahin enak."

"Oke. Sudah malam. Kau tidurlah."

Arjun berpaling. Kembali pada pekerjaanya.

"Ehm! Bapak ... Gak tidur?" Rasanya aneh bersikap peduli seperti ini.

"Nanti. Pekerjaanku belum selesai," sahut Arjun tanpa menoleh.

"Oh, oke." Niswah lalu merebahkan badannya. Memasang headset di telinga. Menoleh selintas ke arah pria yang masih fokus pada pekerjaannya itu. Lalu, gadis itu memejamkan matanya. Menjemput mimpinya dalam alam bawah sadar.

.

.

"Niswah belum menelponmu?" tanya Dinda saat sarapan pagi bersama suaminya. Haidar menggeleng.

"Sepertinya, dia
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status