Share

18. Ambruk

"Lid, Lidia ...."

Samar-samar kudengar suara memanggilku, lamat-lamat kubuka mataku.

Pandanganku masih samar-samar, namun aku mengenali suara yang memanggil, Rani.

"Lidia, sudah sadar kau?" tanya Rani lagi.

Sudah sadar? Apakah aku tak sadarkan diri? Aku ingat yang terjadi, waktu di acara itu, aku merasa pusing mendengar keramaian. Aku melihat salah seorang siswi duduk di pojok belakang tidak ikut bernyanyi, dia hanya terdiam. Aku bisa dengan jelas melihatnya dari samping. Wajahnya sangat cantik tapi pucat, ekspresinya datar, rambut panjangnya terurai.

Ketika sedang mengamatinya, dia menoleh ke arahku, tatapan mata kami berserobok. Matanya sangat tajam dan dingin, kemudian dia menyunggingkan senyum misterius, aku tidak bisa mengartikan senyuman itu, kemudian dia menyerigai sehingga nampak gigi-giginya yang memiliki taring panjang dan tajam, lalu pandanganku gelap ....

"Aduh, kepalaku pusing Ran, dimana ini?"

Aku memegang kepala dan mengedarkan pandangan yang mulai jelas.

"Kau di UK
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
Hahaha gercep ya doktor
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status