Share

19. Jeritan tengah malam

"Lidia, kau sudah punya pacar?"

Uhuk ... uhuk ...uhuk ...

Aku tersedak es teh mendengar perkataannya. Alamak, to the poin rupanya orang ini.

"Eh, maaf...," kataku masih batuk-batuk kecil.

"Emm, sudah punya belum?" ulangnya.

"Kok, dokter nanyain itu?" yanyaku

"Jangan panggil dokter, panggil saja Abang," katanya

"Ah, lebih enak Dokter,"kataku sambil menyuap pentol bakso yang maknyus.

"Ya sudah Abang Dokter, ya gitu saja. Kalau kau panggil dokter, serasa kau ni pasienku."

"Ha ... ha ... kan, aku memang pasien Dokter sekarang."

Kubuat senormal mungkin nada bicaraku, tapi orang itu menatapku tanpa berkedip, aku jadi salah tingkah. Segera kuhabiskan Baksoku agar cepat pulang.

"Pulang yuk, Dok!" kataku sambil kukemasi barangku.

"Baksoku belum habis," katanya santai sambil mengaduk-aduk kuah Bakso, kayaknya sengaja ni orang biar berlama-lama di sini.

Sepertinya dia menunggu jawabanku. Gimana ini?

"Ayo Dok, pulang. Tiba-tiba kepalaku pusing lagi ini," kataku sambil memegang kepa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
cinlok mudah mudahan ada yang kekal samawa ran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status