Share

Aib Tersebar

“Mulut sampah!” ujarku sambil mendelik pada Aida.

Terdengar bunyi bel, aku buru-buru meninggalkan kedua wanita itu dan menunggu Maura di pintu kelasnya dan segera pulang.

Jika tahu begini lebih baik aku diam di rumah menemani Edwin yang sedang sakit. Kenapa juga aku harus bertemu dengan dua orang itu. Meski aku tidak mengenal mamanya Indira tapi aku berfirasat wanita itu bermulut ember apalagi Aida.

Aku tidak peduli apa yang akan mereka bicarakan pada yang lain. Tapi rasanya tetap sakit saat Melody direndahkan begitu meski memang benar putriku melakukan kesalahan. Tapi aku sebagai seorang ibu tidak terima.

Dadaku sesak.

“Bunda kenapa menangis?”

Aku sampai tidak sadar sedang bersama dengan Maura sekarang. Mobil langsung kutepikan di pinggir jalan.

“Bunda tidak menangis.” Kepalaku menggeleng tapi air mata berjatuhan.

“Bunda jangan menangis.” Maura malah ikut menangis, dia mendekat memelukku membuat tangis ini semakin tak bisa ditahan.

Sadar jika masalah yang berawal dari aib ini tidak a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status