Share

Hinaan

Aku lupa jika Melody dan Edwin satu kelas.

“Saya mewakili ibunya Edwin yang memang sedang sibuk, Bu.”

“Oh iya, Bu. Semoga Edwin lekas sembuh.”

“Terima kasih, Bu.”

Rasanya lega setelah sambungan telepon terputus. Bu Eki pasti tidak akan curiga apalagi tahunya Melody pindah sekolah.

Semoga saja tidak ada hal yang tak diinginkan terjadi. Selama Melody masih dalam masa kehamilan, aku tidak akan bisa tenang apalagi sekarang perutnya sudah mulai membesar. Orang yang sudah paham pasti mengerti jika Melody sedang hamil.

“Bunda bawa makanan dulu ya, kalau tidak mau ke dokter setidaknya kamu harus makan.”

“Iya, tapi sedikit saja, Bun. Lidahku pahit, kepala pusing dan berat, ulu hatiku juga sakit,” keluhnya.

“Tunggu sebentar ya. Kalau butuh apa-apa panggil saja, Bunda di dapur.”

“Nanti ke sini lagi ya, Bun.”

Siapa saja yang sedang sakit pasti akan seperti anak kecil.

Kutinggalkan Edwin dan beralih ke dapur untuk membuatkannya bubur. Setelah kembali menjadi ibu rumah tangga, aku tidak pernah meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status