Share

Bab 18 Satu Kampung Sekongkol?

"Mama?" ucapku setelah pintu dibuka.

"Boleh, Mama masuk?"

Aku mengangguk.

Mama pun melewatiku yang masih berdiri di ambang pintu, lalu ia duduk di pinggir ranjang.

Sepertiku, Mama pun memindai kamar ini seraya menarik napas dalam. Kemudian pandangannya terpaku padaku yang berdiri bersidekap dada.

"Duduk sini." Mama menepuk ranjang di sampingnya.

Aku menghampiri. Menempelkan bokong dengan perasaan yang tiba-tiba gugup. Aku takut jika Mama membaca isi hatiku dan tahu permasalahan rumah tanggaku.

Malu. Aku akan merasa bodoh di hadapan keluarga, karena telah salah memilih suami. Ternyata setia yang pernah Mas Rendra janjikan, yang dia berikan malah sebaliknya. Pengkhianatan.

"Jadi, tadi pagi Mama dan Papa diundang Ben makan bersama di rumah mereka. Dan ... kami dapat kabar baik," tutur Mama memulai percakapan.

Keningku sedikit berkerut mendengar kabar yang belum aku tahu apa. Namun, aku ikut bahagia jika kabar baik yang akan Mama sampaikan.

"Kabar baik apa, Mah?" tanyaku akhirnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
sama2 tolol kalian
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status