Share

Undangan Privat

Erika menopang dagunya dengan wajah tertekuk. Dia memandang pria tua buncit di depannya dengan tatapan kesal, sementara pria itu malah tertawa dan mengoceh tidak jelas. Suasana mewah restoran ini, jadi terkesan hambar.

Padahal Erika berniat mengorek beberapa informasi dari pria tua ini, tapi dia malah sibuk mengoceh tidak jelas. Erika bahkan nyaris tidak diberi kesempatan untuk berbicara.

“Maaf, Pak. Apa kita akan terus mengobrol di sini?” tanya Erika dengan nada malas-malasan.

“Oh, apa sudah mau pindah tempat?” Pak Yoga si direktur keuangan bertanya dengan senyum mesumnya. “Mau ke hotel mana? Atau mau ke apartemenku yang kosong saja?”

“Penthouse gak ada?”

“Penthouse? Kau mau dibelikan penthouse?” tanya Yoga dengan kening berkerut.

“Kalau hanya sekedar unit apartement mewah saya sudah punya, Pak. Saya inginnya penthouse super mewah,” jawab Erika dengan senyum merekah.

Yoga menaikkan sebelah alisnya. Erika menemukan kalau pria tua itu antara percaya dan tidak percaya soal apar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status