Share

Bab 89

Bugh!

Kepalan tinju Arisha mendarat, tepat di ulu hati Alfian, membuat lelaki itu terbungkuk.

"Dan itu untuk penderitaanku yang nyaris kehilangan kehormatan!"

Alfian melotot. "Arisha, aku … aku minta maaf."

Akhirnya kata sakral itu meluncur juga dari bibir Alfian. Susah payah ia menahan sakit untuk bisa berdiri tegap, berhadapan dengan Arisha.

"Aku melakukan itu, karena aku … sangat mencintaimu, Arisha! Aku ingin kau tetap menjadi milikku."

Arisha menatap dingin pada Alfian dengan kemarahan yang tertahan. Tanpa diduga, kakinya melayang, menghantam senjata pusaka milik Alfian sekuat tenaga.

Seketika kedua tangan Alfian menangkup aset paling berharganya yang terasa nyeri luar biasa. Ia melolong dan terempas ke lantai, meringkuk kesakitan.

Aparat polisi, yang sedari tadi mengawasi Alfian, tetap berdiri di tempatnya. Pun sama halnya dengan Rasyad. Walau keduanya juga refleks menyentuh pusaka masing-masing dengan roman muka seakan-akan ikut merasa ngilu, tak ada dari mereka yang me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status