Share

5. Femme Fatale

Hari menjelang sore, tampak Arthur sedang sibuk dimeja kerja di dalam kamarnya. Kamar yang bisa dibilang sangat luas dengan penataan minimalis modern.

Sebuah ranjang king size berdampingan dengan meja rias minimalis dan lemari pakaian Jumbo di sisi kanan. Di samping jendela kaca besar, ada sebuah aquarium cantik dengan dua ikan peppermint angelfish di dalamnya.

Di sisi yang berseberangan dengan ranjang terdapat sebuah meja kerja lumayan besar, cukup untuk Arthur menyelesaikan pekerjaannya sebagai desainer lepas.

Ah iya, benar ia pemilik ASTROGUN, namun ia memilih bekerja dibelakang layar untuk sementara waktu. Healing lebih penting. Kursi CEO membuatnya pening.

Setelah mengirim file perbaikan untuk upgrade beberapa fitur senjata revolver model baru kepada klien ASTROGUN, Arthur menyeruput kopi hangat buatan Bibi Farah. Tampilannya santai dengan atasan singlet kaos polos berwarna putih bersih, tak mampu menyembunyikan otot-otot Arthur yang kencang, ukurannya sangat proporsional, tidak berlebihan namun tampak begitu kokoh dan memabukkan.

Sudut matanya berputar mengamati jam tangan Rolex deepsea yang bertengger seksi dipergelangan kiri. "What..., sudah pukul 16.00 ketiganya belum juga pulang," ucapnya lirih.

"Sebaiknya aku gunakan waktu untuk excercise. Rumah rasanya sunyi tanpa celoteh para gadis." Arthur mengganti jeans-nya dengan sport shortpants, lalu menuju halaman belakang. Baru mencapai pintu kamar, gawainya sudah berdering. Ternyata, itu panggilan dari sang adik, Kamila.

"Halo, Dek."

"Iya Bang, halo! Tolong kami Bang. Kami difitnah orang jahat. Kami tidak bersalah, Bang. Mereka yang memulai duluan, mereka mau mencelakai Mila, merek--" cerocos Kamila parau, seperti menahan tangisnya, namun kalimatnya lekas dipotong oleh Arthur.

"Hei stop, ngomongnya pelan-pelan, ok. Kalian dimana?" tanya Arthur tenang.

" Ee..., ini Bang, kami ditahan polisi di Mabes, kami gak salah Abaaang...," ucap Kamila akhirnya dengan tersedu-sedu.

"Apa?! Di Mabes? Ok-ok..., abang segera kesana sekarang juga. Jangan takut," lanjut Arthur menenangkan sang adik. Sementara gurat kecemasan tak bisa ia sembunyikan di wajahnya, karena rengekan si childish kesayangannya itu.

................

Starla Back Restaurant empat jam yang lalu.

Tiga gadis dengan perbedaan penampilan yang mencolok, Kamila, Helen dan Irina telah memesan beberapa menu kesukaan mereka. Kamila berinisiatif untuk mentraktir kedua asistennya itu, sebab proyeknya dengan salah satu Market Place ternama di Indonesa berjalan sangat lancar.

Starla Back adalah salah satu Restaurant termewah di Jakarta dengan predikat bintang lima, biasa dikunjungi oleh para artis, para pejabat dan orang-orag kaya. Harga menunya sudah jelas diatas rata-rata.

Pesanan mereka sudah siap dan saatnya untuk disantap.Tepat saat itu, tiba - tiba sekelompok orang berdiri mengitari tempat mereka duduk. Ketiga gadis itu terlambat menyadarinya.

"Wah ada mbak penyanyi religi rupanya di sini, bisa nyanyikan sebuah lagu? Nanti aku bayar dengan sebotol vodka, hahahha.....," suara seorang wanita cantik dengan busananya yang mencolok menyapa mereka dengan sangat angkuh.

Kompak Aisyah, Helen dan Irina menoleh ke sumber suara. Nampak seorang selebriti yang selalu terkenal karena sensasi dan kontroversinya, siapa lagi kalau bukan si Anitta Jovana. Anitta ditemani kekasih dan asisten pribadinya, juga tiga bodyguard pria berbadan besar yang tampak sangar. 

"Maaf, tolong jangan ganggu kami. Silakan cari meja lain dan makanlah," sahut Kamila selembut mungkin. Hatinya mulai menciut. Sementara itu Irina meremas-remas jemarinya sendiri. 'Gawat-gawat jangan sampai bermasalah dengan mak lampir ini.' Irina cemas.

Di sisi yang berseberangan, ada Helen yang justru nampak tenang dan tak perduli, tapi kewaspadaannya sangat tinggi, di atas rata-rata.

"Owh, hahahaha... Kau nampak alim dan suci disiang hari, tapi mana tau kau juga menjajakan diri dimalam hari, hahahahaa... ," ledek Anitta sengit. Dia sudah lama ingin mencari masalah dengan Aisyah Kamila Yildiz, penyanyi yang selalu di puja-puji netizen sebagai gadis alim, menantu idaman, gadis tanpa cela dan lain-lain. Berbanding terbalik dengannya yang tak habis-habis di hujat.

"Tolong jaga omonganmu, aku juga punya batasan," sambung Kamila lagi mulai emosi.

"Mila jangan terbawa, tujuan dia emang mau buat kamu emosi, untuk menjatuhkan reputasi kamu," ucap Irina perlahan sembari mencondongkan badannya kearah Kamila.

"Apaan sih badut, bisik-bisik," ketus Anitta.

"Hahahaha..," disambut tawa orang-orang yang dia bawa, semakin mengkerdilkan nyali Irina. Lalu dengan pongahnya jari-jari Anitta menyusup kedalam rambut Irina, kemudian menariknya dengan cukup keras. Wajah Irina seketika menjadi pias.

"Aaakh....," pekik Irina kesakitan.

Netra Helen melirik nanar ke arah Anitta sembari menahan gejolak amarahnya. Namun ia masih punya pengendalian yang tinggi, terlebih lagi ia melihat banyak orang-orang di sekitar mereka merekam semua adegan dengan ponsel masing-masing. Biarkan drama ini nanti akan menjadi boomerang buat Anitta , pikirnya.

"Lepaskan! Kamu keterlaluan Anitta!" teriak Kamila tak bisa menahan emosinya lagi. Ia tidak bisa membiarkan Irina diperlakukan seenaknya. Tangannya bergerak reflek menjambak rambut Anitta, sama persis dengan yang dilakukan Anitta terhadap Irina. Mata Anitta mendelik marah .

"Besar sekali nyalimu penyanyi kasidahan bodoh!  Amankan mereka semua, lepas paksa jilbab pencitraannya itu!" perintah Anitta kepada ketiga pria besar. Sementara Mia asistennya dan pria satunya lagi hanya menonton saja dengan tatapan nanar.

Dipihak lain, diam-diam jemari Heilen mengepal, hatinya panas, seakan-akan semua sensor keamanan ditubuhnya telah bereaksi.

Satu pria besar berjalan ke arah ketiga wanita yang sedang bergumul saling menjambak. Tangan besar itu bergerak hendak meraih kepala Kamila namun tanpa di sangka Heilen yang sedari tadi sudah siap langsung melancarkan dua tendangan beruntun dengan cepat dan powerful, tepat ke tulang rusuk laki-laki besar itu.

Bugh! Bugh!

"Aaakh...., breng*s*k!" pekik laki-laki besar kesakitan. Tubuhnya terhempas keras dengan punggung mengenai sudut meja, yang tentu saja kian menambah rasa sakitnya. Sementara disekitar mereka sudah banya orang-orang berkerumun, tidak mau menyia-nyiakan momen yang sangat langka menurut para penonton itu. Hampir semua mengangkat handphone, merekam pertengkaran antara kubu Kamila dan Anitta sedari tadi.

Laki-laki besar yang lain menjadi geram, sebab melihat temannya kesakitan dengan memegang tulang rusuk yang mungkin telah retak akibat tendangan Helen. Laki-laki itu menyusupkan tangannya kebalik jas , sudut mata Helen menangkap itu. Tanpa ragu ia mengejar kearah laki-laki besar, menarik pergelangan tangan laki-laki itu dan melayangkan karate fatal ke pergelangan tangan yang hendak menggenggam sebilah pisau.

Pisau terjatuh, lalu diambil Helen. Belum sempat si laki-laki besar menyeimbangkan diri, tiba-tiba sekali lagi Helen menarik pergelangan tangannya, lalu menancapkan pisau tepat keatas meja makan.

Blep! Telapak tangan pria besar itu telah menyatu dengan meja oleh pisau yang ditancapakan Heilen diatasnya.

"Aaaaakh........," teriaknya kesakitan. Darah mulai bercucuran diatas meja. Semua orang disekeliling tempat itu hanya terperangah, tak ada yang berani merubah posisi. Bersamaan dengan itu pula, pria besar ke-tiga menjadi beringas, diangkatnya kursi yang ada didekatnya tinggi-tinggi, hendak ia hujamkan ke tubuh Helen.

Brakkk..! Suara kursi yang hancur menghantam lantai karena Helen dengan sangat mudah dapat menghindar.

Di sudut lain ada laki-laki yang sering digosipkan sebagai kekasih Anitta. Wajahnya tampak gusar, tangannya sudah masuk ke balik jasnya seperti bersiap-siap mengeluarkan sesuatu. Semua tak luput dari netra Helen yang awas, seolah-olah ia begitu terbiasa menghadapi situasi berbahaya seperti sekarang ini.

Sebelum tangan laki-laki itu sempat meraih apa yang dicarinya, dengan cepat tendangan keras Helen mendarat di pipi kirinya. Ia terhempas ke kanan dan hanya merasakan tangan Helen yang kini telah berhasil merebut pistol revolver kaliber tiga delapan miliknya. Semua terjadi dengan gerakan yang sangat cepat dan powerful. Nyaris sama seperti di film action, cuma bedanya kalau film action ada slow motion.

Pria yang tadi melempar kursi ke arah Helen sedang dalam posisi kembali akan melemparkan kursi kedua. Langsung saja Helen mengarahkan pistol ditangannya ke tempat pria itu berdiri, auranya penuh ancaman dan keganasan, dalam posisi yang kokoh bak seorang profesional fighter. Membuat pria itu mengurungkan gerakannya lalu menurunkan kursi ke lantai perlahan.

Helen berdiri dengan santai, tapi masih mengarahkan pistolnya pada peria besar terakhir. Sementara di lantai ada Kamila dan Irina yang membuat Anitta kalang kabut, mereka sama sekali tak menyadari apa yang terjadi antara Helen dan pria-pria bengis tersebut. Mia, asisten Anitta sudah tak terlihat batang hidungnya, sepertinya ia keakutan.

Postur tinggi Helen masih berdiri mendominasi diantara lawan-lawannya yang sudah babak belur, tak ada yang berani berkutik lagi. Aura keganasan berpadu dengan pesona yang tak mampu ditutupi oleh masker dan topi yang ia kenakan. Pasti dia sangat cantik, begitu pikir semua orang yang menyaksikan kejadian itu.

"Wow ... Lara Croft real life," celetuk orang-orang berkerumun bersahut-sahutan.

"Aeon flux di dunia nyata.. Cool!"

"Rasain tuh si mak lampir Anitta, hahahha!"

"Hahhaha..."

"Aduh sayang Lara Croft-nya pakai masker sama topi, dibuka dooong," teriak mereka bak fans dadakan.

Suara-suara itu terus saja bersahut-sahutan. Tentunya sebentar lagi kejadian ini akan menjadi viral dengan berbagai tajuk yang akan mendominasi pemberitaan.

Sirene kendaraan aparat kepolisian memecah kegaduhan di Starla Back Restaurant. Rupanya Mia telah menelepon pihak kepolisian manakala melihat tiga bodyguardnya dilumpuhkan dalam satu gebrakan, bahkan Chris kekasih Anitta tampak tergeletak pingsan. Mia bergidik, 'Siapa sebenarnya wanita ini, apakah dia atlet beladiri nasional?'

#Bersambung#

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status