Share

Bab 43 : Cedera

Berbagai jenis laporan yang kian menumpuk entah mengapa membuat kepala ku terasa berdenyut. Biasanya diriku akan merasa baik-baik saja menghabiskan seharian dengan pekerjaan. Bagaimanapun bentuknya, aku termasuk manusia pecinta kerja. Lantas dengan alasan apa yang membuatku merasa jenuh.

Mataku melirik sejenak menatap potret kala pernikahan ku mengenakan kebaya senada dengan beskap milik Dirga. Tak lupa putri manis ku berada di tengah kami. Aku jadi teringat dengan pesan kedua orang dalam foto itu. Semalam Rania memberitahu dirinya tidak sabar menunggu akhir pekan. Berbeda dengan Ayahnya tengah asyik di mabuk rindu.

Padahal bukan dirinya saja yang mengenggam rindu itu. Aku pun berada di sisi lainnya hanya malu untuk mengutarakan secara langsung. Pria itu tengah sibuk dengan istri pertamanya yang baru saja tiba dari Iswahyudi, Madiun. Jika saja ada cuti, mungkin sempat menjadi tempat bersua antara menantu dan mertua.

Sayangnya nasi telah menjadi bubur sejak awal. Tidak ada pilihan sela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status