Share

Cincin

Rania terbelalak kaget. Tegakkan salivanya mengalir dengan paksa melihat kendaraan yang jauh berbeda dengan lainnya.

Sesampai di tempat kerja, Rania memarkirkan sepeda di tempat yang tersedia. Helaan nafas terdengar mengiringi rasa kecewa yang saat ini datang menghampiri.

"Menurut saya, sepeda sangat tepat untuk kamu. Selain untuk kesehatan, resiko kecelakaan sangat kecil ketimbang memakai motor. Jadi, saya memutuskan untuk membelikan sepeda untukmu. Dan tak ada alasan kamu bilang terlambat lagi sampai rumah sebelum aku pulang!" Perkataan Sakti masih terngiang dalam benaknya.

"Rania-Rania, bagaimana bisa kamu berpikiran kalo dia memberikan mobil untuk kamu. Seharusnya kamu itu tau, kamu itu siapa? Mana mungkin dia membelikan mobil yang harganya ratusan juta. Heh, mimpi kamu kelewatan!" gerutu Rania berbicara seorang diri sembari menatap sepeda yang berwarna hitam miliknya. Dengan langkah tak bersemangat, ia mulai meninggalkan tempat parkir yang jarak parkirannya tak jauh dari ruang ke
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status