Share

Hilang

Aduh! Bagaimana ini? Cincinnya kan ada di rumah? gumam batin Rania merapatkan bibirnya. Lentik indah bulu matanya tak berhenti mengerjap menatap ke arah jarum jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Tak mungkin juga aku pulang di saat jam kerja. Apa aku minta tolong ayah untuk mengantarnya kemari?" kata Rania meraih ponsel miliknya yang sedari tadi berdiam diri di atas meja. Namun, jemari tangannya terhenti. Ia kembali meletakkan ponselnya secara perlahan. Menatapnya dan terdiam sejenak memikirkan apa yang akan terjadi jika sang ayah yang mengantarkan cincin pernikahannya itu.

"Jikalau ayah yang mengantarkannya, sama saja aku bunuh diri," kata Rania memanyunkan bibirnya. Ia menghela nafas panjang. Kedua tangannya bersembunyi di balik kedua saku jas yang ia kenakan.

"Hah, kenapa juga sih, ayah bertemu dengan Argantara? Semakin ke sini, ayah lebih menyayangi Argantara dibandingkan dengan putrinya sendiri."

Sejenak, dahi Rania mengernyit. Jantungnya seakan berdetak kencang saat bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status