Share

Terbebas dari pekerjaan rumah

"Mereka menginginkan ada anak di antara kita!" kata Rania yang membuat Sakti terbelalak kaget.

"Anak?"

"Heem. Padahal, kita kan hanya terikat dalam sebuah buku nikah saja! Dan tak mungkin kan hal itu terjadi pada kita?" Rania dengan tegas.

Sudut mata Sakti mengerut. Entah kenapa, ia sangat suka melihat ekspresi Rania yang begitu menggemaskan.

"Lalu, apa yang kamu jawab saat mereka bertanya kepadamu?" tanya Sakti seraya menopangkan kedua tangan di dada.

Lentik indah bulu mata Rania tak berhenti mengerjap. Bibirnya merapat menahan rasa malu yang datang menghampiri.

"Ehm, yah aku menjawabnya iya!" kata Rania.

"Iya?"

"Ya, aku menjawab begitu bukan berarti aku mau menuruti keinginan mereka. Aku hanya tak enak saja, mereka kecewa kalo aku bilang tidak. Lagian, kalo kamu di posisiku pasti kamu akan menjawabnya sama sepertiku!" tebak Rania memanyunkan bibirnya.

Sakti menghela nafas. Ia berpaling saat melihat bibir ranum Rania yang sangat menggoda itu. Mengingatkan akan ciuman yang pernah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status