Share

Gracia

Langkah iblis berdarah campuran itu terhenti di sebuah lempengan semen, dengan corak-corak aneh. Rambut Gio menghalangi penglihatanku. Tulisan di sana benar-benar terlihat seperti huruf latin, yang sangat sulit terbaca.

Memperkirakan waktu, tanpa adanya arloji memang jalan membunuh otak dengan baik. Mana kutahu, jika ngarai yang di bawahnya ada Kerajaan Ilusi awannya tetap gelap–penuturan langsung dari Gio sebagai penduduk di sana.

Aku hanya bisa menggerutu di atas kepalanya, sambil menunggu iblis itu melangkahkan kakinya masuk. Sekitar lima belas menit sebelumnya, kami melewati jembatan usang, dan tembus ke belakang kerajaan.

Kata Gio, masuk lewat pintu belakang adalah jalan terbaik, daripada menanggung kekalahan di awal pergerakan. Aku pun hanya menurut, bagaimana maunya dia.

Iblis yang menolongku itu terus bergumam, dan bergumam. Dia seakan kebingungan menjawab persoalan di depan sana.

"Benda yang tidak bisa dihancurkan, tetapi mudah sekali hancur, jika ia menyentuhnya," ucapnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status