Share

Jebakan Berbahaya

Sinar mentari pagi ini membuat badanku menghangat. Hal itu membuatku sedikit lebih bersemangat daripada sebelumnya yang penuh ketakutan gara-gara mendengar soal ‘hewan buas’. Apalagi,  jalan yang kami lewati menurun. Semakin sini, kami memang menuju dataran rendah dan perkotaan. Bisa ditebak jika rumah ayahnya Melica berada di dataran yang cukup tinggi.

Aku masih tidak menyangka, seorang Nara Candrakara bisa berpetualang di sebuah negeri yang mirip bumi. Negeri yang kukira ada di dongeng-dongeng. Sebuah tempat yang memiliki sistem berbeda dengan bumi. Meski secara penghuni, sama saja. Mereka manusia. Mereka makan seperti kami. Bedanya mungkin dari kekuatan. Seperti kata Tetua, masyarakat di sini terbiasa memiliki kesaktian, meskipun lama-lamaan, orang yang memiliki kesaktian itu bersembunyi, mengasingkan diri, atau kalau tidak, mereka menyerahkan diri ke kerajaan.

“Lari aja yuk, Mas!” ucapku antusias. Aku yang mulai bosan karena langkah mer

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status