My Posesif Husband

My Posesif Husband

Oleh:  Suciuldr  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
10 Peringkat
65Bab
2.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Sempat berada dalam situasi sulit, Sheilla Watson atau yang akrab dipanggil Sheilla berhasil memantapkan pilihan. Antara memilih Ayah atau suami, dengan lantang dia memilih Mathew—suaminya. Pilihan itu Sheilla pilih karena dia tidak mau bertahan hidup di lingkungan toxic. Kemewahan yang dia punya, sangat berbanding terbalik dengan realita. Kehidupan baru Sheilla bersama Mathew berjalan mulus, terutama saat Sheilla tengah hamil pasca keguguran. Akan tetapi, di tengah kebahagiaan, tiba-tiba rumah tangga keduanya mendapat ujian karena kedatangan seorang bayi. Lalu, langkah apa yang akan mereka ambil? Bayi siapa pula yang digadang-gadang buah hati Mathew?

Lihat lebih banyak
My Posesif Husband Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Vitria
ditunggu happy2nya stlh teror..harus bahagia couple ini
2024-03-05 20:05:16
1
user avatar
Vitria
thor ayo up lagii
2024-03-05 20:03:39
1
user avatar
Vitria
Lama2 kyknya bkn mathew yg posesif. tp sheilla...
2024-03-04 23:09:57
1
user avatar
Vitria
Kedua manusia ini makin lucu ajaa🫠 Absen thor. msh baca...️...
2024-03-04 23:08:31
1
user avatar
Rennilianita Rusli
lanjut thor
2024-03-02 23:54:34
1
user avatar
Rennilianita Rusli
semangat thor, cpt sembuh
2023-12-21 23:26:28
1
user avatar
Suciuldr
Hai, hallo semua, sebelumnya salam kenal ya dari akuuu. 🫶 Aku mau ucapin terima kasih untuk kalian semua yang sudah singgah ke ceritaku. Lebih dari itu, terima kasih sudah menerima baik MathSheill berlabu di sini.🥹 Karya ini skuel. Kisah sebelumnya bisa cek IG : @MyStory_BySuciudri18 yaaa🫶🫶🫶
2023-11-04 21:33:41
2
user avatar
Indahny Anas Tftt
update lg thor.. suk bgt cerita ny... smoga sheilla bahagia sll sm mathya thor
2023-11-04 14:59:08
1
default avatar
Pipit Pipit
Sangat suka sama cerita nya......️...
2023-10-26 21:41:46
1
user avatar
Vitria
Ketemu jga...semangat thor...
2023-10-01 21:57:42
2
65 Bab
LAYANI AKU
"Jawab yang betul, apa kau hamil?""Sshh, aduh, sakit!"Suara decakan kembali terdengar, akan tetapi kegemasannya tidak langsung luruh. Disisa-sisa kesabaran yang ada Mathew semakin memojokkan tubuh Sheilla. Kedua tangan tercekal, tubuh terhimpit, membuat Sheilla mati langkah.Pria yang Sheilla hadapi memang bukan penjahat, bukan pula perampok. Akan tetapi, pria yang selama beberapa bulan ini resmi menjadi suami super posesifnya. Merasa tak punya celah, Sheilla menghela napas.Sejak kepulangannya dari Swiss–satu minggu yang lalu, Sheilla memang merasa ada keanehan pada tubuhnya. Berawal dari acuh, tidak menganggap pusing, tapi lusa kemarin dirinya sukses dibuat jantungan.Garis dua.Garis itulah yang tertera setelah Sheilla mendapat desakan dari Daisy untuk mengecek. Jika di luar sana banyak yang mendambakan moment ini tapi sayangnya tidak berlaku untuk Sheilla. Otaknya sudah pening, itu artinya saar mereka bulan madu, sudah ada janin yang berkembang.Melihat sang istri terdiam Mathew
Baca selengkapnya
BANYAK DRAMA
"Ada apa?""Kau ... tidak ikhlas?"Kedua mata Mathew menyipit mendengar sahutan sang istri. Pertanyaan apa, dijawab apa. Tanpa merubah posisi Mathew melipat kedua tangannya di dada. Sudah lima menit dia berdiri setelah mendapar pesan, tapi sampai detik ini Sheilla belum buka suara mau apa."Kalau aku mau sesuatu, kau bisa wujudkan? Permintaan simple, kau pasti bisa." Sheilla menaik-naikan alisnya menatap Mathew. Anggap saja saat ini Sheilla tengah menguji kesabaran sang suami.Tubuh Mathew membungkuk mensejajarkan wajahnya dengan Sheilla. Dari jarak yang lumayan dekat Mathew bisa melihat binar kecil di mata indah itu. Entah dari mana usulnya, seulas senyuman tipis tercetak di wajah Mathew."Bahkan kau belum menjawab pertanyaanku, Sheilla Watson.""Pertanyaan? Pertanyaan apa?""Kau benar-benar hamil?"Seketika Sheilla bungkam mendengarnya. astaga, ternyata sejak tadi otak suamunya tidak langsung menangkap pembahasan? Wajah Mathew yang semakin dekat, refleks membuat tangan Sheilla sigap
Baca selengkapnya
BUKAN PRIORITAS
"Eughh, aku lelah! Kenapa rasanya sangat menyiksa?""Aku mengutuk kehadiranmu!"Rasa ngantuk yang dibarengi mual begitu menyiksa Sheilla pagi ini. Hari masih teramat pagi, saking paginya matahari masih enggan menampakkan sinarnya. Jika biasanya jam segini Sheilla masih asik di dalam selimut, tidak dengan hari ini. Mual hebatlah yang memaksa wanita cantik itu bergegas lari ke kamar mandi.Tubuh lemas Sheilla bersandar ke dinding, tatapannya terus tertuju pada pantulan dirinya di cermin. Perutnya memang masih terlihat rata, pasti tidak lama akan membesar. Itu artinya ... apa harus tersiksa seperti ini setiap hari sampai anaknya lahir?"Diminum dulu."Kelopak mata Sheilla terbuka, seketika dia dihadapi segelas air mineral di depan mata. Sheilla menoleh, kini tatapannya tertuju pada sosok pria yang notabenya adalah suami. Sheilla yang enggan ribut mengambil gelas itu lalu meneguk air hangat pemberian Mathew sampai setengah.Tenggorokan yang awalnya tercekak, kini kembali sejuk. Dirasa cuk
Baca selengkapnya
JANGAN MACAM-MACAM!
"Selamat pagi, Tuan.""Selamat pagi, tuan Mathew."Deretan sapaan terus Mathew dengar sejak kakinya melangkah masuk ke dalam kantor. Sudah pukul sembilan, jam kerja sudah dimulai, wajar saja para karyawannya full. Sapaan yang didapat hanya Mathew respon dengan anggukan kepala.Setelah cuti bulan madu, cuti istirahat, kini Mathew kembali beraktifitas seperti semula. Wajah boleh saja terlihat tenang, tetapi sudut bibir Mathew menyunjingkan senyuman saat dia teringat jika Sheilla sedang mengandung calon buah hatinya. Usia yang sudah menginjak kepala tiga memang sudah waktunya Mathew melahirkan penerus karirnya kelak."Victor, bawa semua berkas yang perlu saya cek. Jangan lupa materi meeting siang nanti," ujar Mathew saat dia tak sengaja papasan dengan sang asisten. Anggukan Victor membuat Mathew tidak menunggu jawaban pria itu dan langsung berlalu pergi.Langkah kaki Mathew membawa dirinya masuk ke dalam ruangan lalu tanpa berlama-lama dia duduk di kursi kebangsaannya. Sembari menunggu V
Baca selengkapnya
AKU HAMIL
"Rena, jadi ada apa? Kenapa kamu ajak aku ke sini? Padahal kita bisa ngobrol di rumah. Selain itu, kenapa juga aku harus bohong sama Mathew? Dia itu menyebalkan, bahaya kalau tahu."Lagi, wanita di depan Sheilla hanya diam sambil memakan cake pesanannya. Entah apa yang ada di dalam otaknya, yang jelas matanya terus mengamati."Maurena!""Astaga, Sheill, kamu kenapa? Emang salah ya kalau aku ajak kamu jalan-jalan? Kamu ngga boring di rumah? Di jalan tadi aku udah bilang ngga sengaja lewat kawasan rumahmu, jadi aku mampir."Kedua mata Sheilla menyipit. Jawabannya tidak aneh, tidak pula mengandung rasa curiga. Tapi tunggu dulu."Kamu tahu rumahku dari mana, Ren?""Arvel."Tepat sesuai dugaan. Mata yang awalnya menyipit kini berputar jengah. Entahlah, walaupun sudah lama berlalu, tetap saja rasa kesal Sheilla pada sosok Arvel masih sangat ada. Belum lagi tingkahnya yang menyebalkan, semakin memperkeruh kebencian.Sheilla menghempas punggungnya ke sanggahan kursi, kedua tangannya terlipat
Baca selengkapnya
TIDAK PEKA
Makan malam memang sudah usai, akan tetapi Sheilla masih merenung memikirkan semuanya. Jika biasanya Sheilla enggan berfikir yang menjurus masa bodo, kali ini tidak. Bukan hanya itu, otak mungil Sheilla kini sedang menerka apa yang membuat dirinya dicap pembohong.Heningnya ruang tamu membuat desahan frustasi Sheilla terdengar. Kalau memang iya Mathew tahu kejadian tadi siang, tamat sudah riwayatnya.Setelah ini ... apa dia akan dikembalikan kepada sang ayah?! Tidak, tidak! Itu mimpi buruk! Pasca memantapkan keputusan memilih Mathew, hubungan Sheilla terhenti dengan Aledander—ayahnya.'Kalau begitu, mulai sdetik ini stop memanggil saya dengan sebutan Ayah. Ah, iya, semua fasilitas akan saya tarik. Silahkan ke luar, bawa sisa semua bajumu.'Kata-kata itu kembali terngiang bahkan tak jarang membuat Sheilla meringis. Sheilla kembali menghela napas sembari memijat keningnya yang berdenyut. Sejenak melupakan sang ayah, kini Sheilla kembali memikirkan Mathew. Saat sedang asik berfikir sekel
Baca selengkapnya
I LOVE YOU, MATH.
Walaupun mata masih berat untuk terbuka, akan tetapi rasa penasaran Sheilla teramat kuat. Bukan karena ada hal mistis, tetapi hembusan napas yang terasa di wajah. Perlahan kelopak mata Sheilla terbuka, sesaat dia terdiam tanpa bergerak sedikitpun. Tepat di depannya terpampang wajah damai milik Mathew.Bukan hanya hembusan napas, pelukan erat yang Sheilla rasakan membuatnya tak bisa bergerak bebas. Alih-alih berusaha melepaskan, Sheilla justru tersenyum sembari mengeratkan pelukannya.Hangat.Nyaman.Tenang.Tiga perasaan itu muncul serempak di dalam hati Sheilla. Untuk hari ini, bolehkah Sheilla merasa beruntung karena bertemu Mathew? Ah, entahlah, Sheilla sedang enggan berfikir.Bak anak bayi, Sheilla terus mendusel mencari kenyamanan di dada bidang milik sang suami. Tanpa Sheilla sadari, Sejak tadi Mathew sudah bangun. Akan tetapi, Mathew tetap diam tanpa mengeluarkan suara. Biarkan saja istrinya itu melakukan hal yang dia mau.Tubuh keduanya kembali merapat, disusul kelopak mata ya
Baca selengkapnya
JANGAN TERLALU PERCAYA DIRI
"Aku bosan. Sungguh, aku bosan melihat wajahmu sepanjang hari! Apa tidak bisa sehari saja aku tidak melihat?""Lalu sekarang kau mengacuhkan aku? Untuk apa semua ini? Kupikir manusia sibuk sepertimu tak akan melakukan hal unfaedah seperti ini."'Kau sunggu berisik, Sheilla Watson!'Mendengar sahutan itu bibir Sheilla mengerucut. Walaupun keduanya terhalang jarak, tetapi tetap saja Sheilla merasa kesal. Bagaimana tidak kesal, sejak tadi Mathew menganggu dengan telepon dan juga video call. Sheilla yang terlanjur lelah pada akhirnya mengangkat panggilan itu.Saat sedang kesal-kesalnya, Sheilla teringat sesuatu. Hal itu membuat senyumnya merekah lebar. Sebelum memulai, Sheilla mengambil posisi duduk sembari menguncir rambut."Kau sudah tidak marah padaku? Oh, iya, mana bisa seorang Mathew sanggup mendiamkanku."'Jangan terlalu percaya diri.'Senyum Sheilla seketika berubah jadi tawa. Di sebrang sana Mathew memang sibuk menghadap laptop, tetapi bisa-bisanya tetap ingin video call. Dimana l
Baca selengkapnya
NYONYA SMITH
"Mama ... apa Mama sedih melihat berita akhir-akhir ini? Apa keputusanku salah, Mah?"Posisi Sheilla yang tengah rebahan di paha membuat Daisy merunduk agar bisa menatap sang putri. "Itu keputusan tepat, Sheill. Memang kamu bisa bertahan hidup dalam lingkaran toxic seumur hidup? Kamu berhak bahagia, dan mungkin Mathew yang akan memimpin. Percayalah, sebenarnya keputusan bercerai sudah sejak dulu dibahas."Sheilla terdiam, tatapannya masih terus tertuju pada Daisy. Tidak ada raut sedih, wanita itu justru tersenyum sambil mengusap pucuk kepalanya. Hal sederhana, tetapi mampu membuat hati Sheilla berdesir."Mama? Apa Mama ingat kapan terakhir kita sedekat ini? Kapan pula aku bisa leluasa melihat wajah Mama?""Yang pasti cukup lama, ya? Maaf, tapi sekarang bisa kita perbaiki. Kapanpun kamu butuh, Mana akan ada setiap saat," sahut Daisy gugup.Tidak ada jawaban apapun dari Sheilla, dia juga bisa melihat raut tidak enak di wajah sang mama. Sepertinya rasa bersalah akan masalalu tetap bersem
Baca selengkapnya
BAJU DINAS
"Pilih apa yang ingin kau mau."Tunggu.Suara siapa itu?Tubuh Sheilla refleks berputar menghadap ke belakang. Kini tak jauh dari tempatnya berdiri, ada sesosok pria tak asing tengah tersenyum padanya. Kening Sheilla mengerut, dalam diamnya dia masih memastikan kebenarannya."Jayden?"Pria yang dipanggil Jayden itu tersenyum lebar. Sudah sangat lama, pada akhirnya dia mendengar namanya disebut kembali oleh sang mantan. Ada rasa sesal di dalam hati Jayden. Andai kejadian waktu itu tidak terjadi, mungkin saat ini Sheilla masih menjadi miliknya."Aku serius, kalau kamu mau salah satu tas itu, ambil saja, nanti aku yang bayar. Jangan negatif thinking, anggap saja sebagai permintaan maaf."Kening mulus Sheilla mengerut mendengar perkataan Jadyen. Apa katanya tadi? Sebagai permintaan maaf? Apa telinganya tidak salah mendengar?"Sheill?"Sheilla berdecak, tangannya menghempas tangan Jayden yang ingin menyentuhnya. Steven dan George pun melakukan hal sama, dengan gerakan cepat mereka menarik
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status