Share

49

POV Dinda

Beberapa perawat menaikkan Papa ke brankar lalu mendorongnya dengan langkah cepat setengah berlari, aku dan Mama mengikuti di belakang para perawat dengan tangis berderai.

Papa pun dibawa masuk ke IGD. Mama duduk di kursi besi panjang dan terisak-isak.

"Ma, tenang ya, Ma," kataku pada Mama yang terus terisak kecil. Aku juga terisak, benakku tak henti berpraduga hal-hal yang mengerikan tentang Papa semisal, Papa terkena serangan jantung, atau yang lebih mengerikan dari itu, Papa pergi untuk selama-lamanya. Aku bergidik ngeri membayangkannya. Ya Allah, jangan sampai hal itu terjadi pada Papa.

Aku menoleh memandang Mama, lalu tanganku bergerak mengusap bahu Mama yang bergetar kuat oleh tangis yang hebat. Yana yang duduk persis di samping Mama hanya terdiam bisu, wajah sahabatku itu terlihat risau. Sesekali, Yana menatap benda bulat yang melingkar di tangannya. Lalu ia menarik napas panjang.

"Ma, tenang ya, Ma? Kita berdoa aja moga Papa gak kenapa-kenapa," kataku sambil satu tan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status