Share

48

"Yang barusan kukatakan adalah benar. Tidak mengada-ada. Dinda yang salah paham." Bunda menatapku. Entah kenapa aku sama sekali tidak percaya perkataan Bunda. Begitu pun Papa juga Mama, terlihat sangsi. Apa pun yang keluar dari bibir Mas Angga juga Bunda kuanggap hanya alasan agar aku mengurungkan niat pisah.

"Aku heran, kenapa menikahi Dinda tapi tidak mau punya anak darinya." Mama menatap Bunda penuh ejekan. "Masa anakku hanya akan dijadikan pengasuh anak-anak juga pemuas di tempat tidur saja. Alangkah malang nasibmu, Nak. Sudah, lebih baik cerai saja," kata Mama, dia kini memandang Mas Angga dengan pandangan tak senang.

"Aku tidak ada niatan begitu, Ma." Suara Mas Angga lirih.

"Halah, kamu kira aku percaya, apa?"

"Sekarang, aku mau punya anak, Ma," ucap Mas Angga lagi. Mama tertawa mengejek.

"Siapa yang akan tahu jika nanti kamu diam-diam vasektomi?" Tatapan Mama tajam. Begitu pun Papa, dari tadi terus memperhatikan suamiku dengan pandangan tak senang.

"Tidak, akan, Ma. Aku bisa j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Rahmi Skincare Batam
semuanya egois..... dinda pun belum mengerti bgt dengan mas Angga nya ....
goodnovel comment avatar
ravael
terimakasih sudah update
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status