Share

69

"What? Benar-benar kakak aku itu, awas aja bakalan aku aduin Mama saat pulang kuliah nanti. Din, kamu gak boleh jauhin aku pokoknya. Kita tinggal di tempat yang sama, masa kamu mau mau jauhin aku," katanya sambil cemberut.

"Pak Rama yang nyuruh," balasku.

"Ya gak usah kamu turutin, lah. Awas aja, aku bakal aduin dia ke Mama!" ketusnya.

"Memang kejadiannya gimana sampai Pak Rama nyuruh kamu buat jauhin Dini, Din?" tanya Naya terlihat penasaran. Bukan hanya Naya, Yana dan Putri juga terlihat ingin tahu. Sementara Mei dan Nari cengengesan. Tanpa disuruh, Mei pun menjelaskan.

"Yaaaa, pantes," kata Putri.

"Mungkin Pak Rama beneran takut adiknya kena virus, ha ha." Timpal Yana diiringi tawa kecil. Aku mendelik padanya.

"Ya lagian, kebiasaan SMA gak hilang juga." Yana kembali tertawa. Yang lainnya ikut tertawa kecil menggodaku saat Mei cerita, aku berkata pada Pak Rama jika aku dan Pak Rama sampai bertemu lagi itu artinya kami ditakdirkan jodoh.

"Cie cieee, bakal jodoh, nih, sama Pak Ra-ma
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status