Crystal dan Christine.Dua wanita yang lahir bersamaan dari rahim yang sama. Memiliki bentuk tubuh yang sama persis dari kepala hingga kaki. Namun, yang membedakan mereka hanya dua dan dua hal itulah yang sering digunakan orang lain untuk membedakan mereka.Pertama, matanya.Iris mata mereka berwarna hijau, sehijau sinar mentari yang bertabrakan langsung dengan pepohonan rindang di siang hari. Sangat indah dan memancarkan aura kesuburan dan ketenangan.Namun, warna hijau yang mereka miliki jelas berbeda. Milik Crystal lebih cerah dan bersinar seperti permata emerald yang sangat indah. Sedangkan milik Christine sedikit lebih keruh, tetapi tidak menutup kemungkinan keduanya tetaplah cantik.Ya, mereka berdua sangat cantik terlepas perbedaan yang dimiliki.Perbedaan kedua, tentu saja terletak pada karakter mereka.Crystal terkenal akan parasnya yang cantik dan menawan ditambah sikapnya yang elegan dan anggun serta terkesan dingin. Sementara Christine adalah kebalikan dari Crystal.Christi
"Alasan kebencianmu tidak masuk akal, Christine!" Crystal balik berteriak. "Selama ini, siapa yang terus diperhatikan? Siapa yang lebih terkenal? Dan, siapa yang lebih disayangi? Semua itu kau! Kau!!! Tapi bisa-bisanya kau masih iri denganku yang ... hanya menjadi BAYANGAN WANITA CANTIK!!!"Plak!"Berani-beraninya kau berteriak padaku!" desis Christine tertahan. Ia menarik rambut Crystal hingga sang empu merasa kesakitan. "Kalau kau memang mengakuiku lebih disayangi, kenapa Edward tidak memilihku? Kenapa malah kau?"'Dia ini, bodoh atau gila. Kenapa menanyakan hal yang jelas-jelas tidak kumengerti.' Crystal semakin frustrasi dan kesakitan kala rambutnya terus ditarik-tarik. "Pertanyaanmu itu, kenapa tidak kau tanyakan pada yang bersangkutan, hah!!!?""Aarrghh, aku tidak pernah mendapat jawabannya!" Christine dengan tega menghempaskan rambut Crystal hingga wanita itu jatuh terjerembab membentur bangku taman. "Bocah gila itu ... bocah gila itu, haahhh!!!"'Tidak Christine, tidak Edward,
Crystal kembali ke meja dengan dandanan yang sudah awut-awutan. Ia tak berniat melanjutkan keinginan untuk berbaur lagi dengan yang lain dan memilih pamit pulang.Melihat itu, Gallan sebagai orang yang paling dewasa di situ pun menawarkan diri untuk mengantar Crystal.Crystal merasa tidak enak hati pada Seth, wanita di sebelah Gallan. Calon istri pria itu."Tidak apa-apa, Crystal. Aku tidak akan cemburu hanya karena ini. Kita kan sudah seperti saudara. Kau ingat?" Seth sangat mengerti keadaan Crystal. Sebagai seorang wanita yang lebih dewasa, Seth ingin menenangkan Crystal walau hanya sedikit.Crystal mengangguk. Ia sedikit tersentuh dengan perkataan Seth. 'Sudah kuduga, Gallan dan Seth adalah manusia paling normal di sini.'Gallan dan Crystal berlalu dari hadapan mereka.Sesampai di parkiran, tiba-tiba mereka dikejutkan dengan seorang pria berjas lengkap dan terlihat sangat rapi tengah duduk di atas kap mobil Gallan."Edward, apa yang kau lakukan di sini?" Gallan melirik Crystal deng
Beberapa jam yang lalu ..."Ditrian, menurutmu apa yang disukai wanita?" "Uang!"Edward menepuk pelan meja kerjanya merasa menyesal bertanya pada pria yang enggan menikah dan lebih memilih menjadi pengawal pribadinya itu. Ia tengah duduk santai di kursi dengan laptop yang masih menyala."Wanita seperti Crystal ... kira-kira, suka apa?" tanya Edward lebih spesifik."Tuan Adam Herson!" jawab Ditrian lagi dengan wajah polosnya."KELUAR KAU DARI SINI, SIALAN!!!" usir Edward merasa sebal. Kalau itu sih, semua orang termasuk dirinya juga tahu.Namun, beberapa menit setelah kepergian Ditrian, pria itu malah kepikiran sesuatu yang sangat menarik. "Kalau aku mengirim foto kegiatan bajingan itu, kira-kira bagaimana reaksinya, ya?"***Seperti inilah reaksi Crystal sekarang.Tatapan nanar dan tak berdaya Crystal seolah dunia telah runtuh itu menggetarkan hati Edward. Bukan perasaan simpati yang merasuki lubuk hatinya, tetapi perasaan marah dan iri luar biasa hingga membuat Edward hampir lepas ke
Keheningan menyelimuti dua insan yang tengah bergulat dalam pikiran masing-masing. Crystal masih tidak berhenti menitikkan air mata meski suara tangisnya sudah tak terdengar lagi, sementara Edward hanya memandangi wanita itu dari bawah seolah tidak ada lagi hal menarik di dunia ini selain wanita itu."Edward, apa aku boleh memberi pertanyaan?" tanya Crystal membuyarkan lamunan pria itu.Edward masih menatap Crystal dengan pandangan kosong. "Tergantung apa yang bisa kau berikan setelah aku menjawab pertanyaanmu."Crystal menghela nafasnya. Memperbaiki jalannya nafas agar berhenti sesenggukan. "Adam ... ada di mana sekarang?""Aku akan menjawab kalau kau mau menciumku selama lima menit penuh!" Edward menunjuk bibirnya sendiri. Tampaknya pria itu sudah sadar sepenuhnya setelah lama membayangkan banyak hal di kepala.Hening sejenak, tiba-tiba jemari Crystal terulur menyentuh dagu tegas Edward. Dengan gerakan halus nan elegan, wanita itu mengusap lembut pipi pria itu, turun membelai leher.
Crystal mencintai Adam.Itu sudah bukan hal yang mengejutkan bagi Edward. Bahkan, sejak pertemuan pertama dirinya dengan wanita itu, Edward sudah mengetahui dan cukup peka dengan tindakan Crystal yang sengaja menarik perhatian Adam.Itu bukan masalah bagi Edward pada saat itu. Toh, bila Crystal menjadi istrinya, dia bisa leluasa menyerang hati Crystal agar wanita itu bisa melupakan Adam.Namun sayangnya, cerita berubah saat Delon secara tiba-tiba memutuskan perjanjian mereka dan malah meminta dirinya untuk menikahi Christine. Waktunya untuk mendekati Crystal jadi berkurang sangat drastis hingga dirinya harus terima kalau perasaan Crystal pada Adam semakin membesar.Masa-masa itu, Edward benar-benar sial.Akan tetapi, sekarang sudah berbeda. Ia telah memiliki 'segalanya' termasuk Crystal. Dia hanya tinggal sedikit menjadi gila untuk menarik perhatian Crystal lalu mengikat leher wanita itu dengan tali kekang miliknya.Edward sangat percaya diri.Namun, setelah mendengar lagi dari mulut
Tubuh Crystal bergetar. Tangan yang tadinya berada di lengan Edward ia turunkan dengan perlahan. Lagi-lagi ia merasakan aura mendominasi pria ini. Ia berusaha sangat keras untuk tidak menangis di depan Edward karna takut pria itu akan berubah pikiran.Dengan sadar, Crystal mulai mengerti siapa orang yang ia hadapi saat ini. Anak laki-laki yang dulunya hanyalah remaja nakal dan sulit ditangani itu benar-benar sudah berubah menjadi pria matang yang penuh aura mengintimidasi. Yang intinya, dia tidak bisa sembarangan menghadapi pria ini.Crystal menundukkan kepala dengan kedua tangan berkumpul di bawah perutnya menggenggam satu sama lain dan kedua kaki bersimpuh di atas jok mobil. "Edward ... aku mohon, tolong bantu aku mencari Adam dan aku mohon, tolong beri tahu aku perkembangan kasus kematian orang tuaku ....""Apa bayaranku?" tanya Edward, serak-serak basah. Ia mulai terangsang dengan Crystal yang terlihat sangat putus asa.Crystal memejamkan mata semakin erat. 'Yang paling diinginkan
"Masuklah!" titah Edward pada seorang pelayan wanita muda pembawa nampan berisi setelan baju wanita. "Perlihatkan!"Wanita pelayan yang ditemani seorang wanita lain yang lebih tua itu malu-malu mengambil pakaian dari nampan akibat terus diperhatikan. "I-ini adalah gaun malam khusus yang dapat memudahkan anda dalam melakukan 'itu', Tuan. Saya sudah menyesuaikan seperti selera anda."Edward cukup tersentak melihat gaun panjang berwarna emas yang sangat tipis dan menerawang terpampang di depannya. Namun, itu tak bertahan lama saat Crystal tiba-tiba sudah berdiri di antara mereka."P-pakaian apa, itu?""Ini hadiah!" jawab Edward, enteng. Ia berdiri menghampiri Crystal yang masih mengenakan gaun mandi. "Aku harus pergi membereskan sesuatu. Sepertinya kau harus mandi lagi. Pelayan itu akan membantumu membersihkan diri.""A-apa?!" Darah Crystal berdesir setelah mendengar perkataan itu. Dia ingin membantah, tetapi langsung teringat ucapannya saat di mobil. 'Ah~ sial. Akulah yang pertama kali