Share

Bab 15 Dini Hari

"Aw!" Davina terbangun saat aku menampar pipinya dengan sangat kasar.

"Ups … maaf, Mbak nggak sengaja. Tapi syukurlah kamu sudah sadar." Aku tersenyum menatap Davina.

Ekor mataku menatap pergerakan mas Rendi, yang seperti hendak mendekat ke arah kami. Namun urung dan kembali diam di tempat semula.

"Sakit, Mbak. Pipiku sampai panas begini," cetus Davina memegangi sebelah pipinya.

"Mbak minta maaf, soalnya ada nyamuk gede hinggap di pipi kamu. Mbak pikir kamu nggak akan kebangun. Soalnya kamu pingsan sangat lama kayak orang mati dan nggak bakalan hidup lagi," selorohku.

"Mbak jaga ya ucapan Mbak. Lagian aku begini gara-gara nyariin Mbak. Sampai aku abai dengan kesehatanku sendiri," sergah Davina.

Dalam hati aku berkata, ‘pret!’

"Iya, sekali lagi Mbak minta maaf sudah membuat kamu susah. Nggak sengaja juga Mbak menamparnya. Iya kan, Mas?" ujarku.

Mas Rendi tak menjawab dan hanya mengangguk. Setelah melewati perdebatan kecil dengan Davina. Aku memutuskan untuk segera beristirahat dan meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status