Share

Mengubur Impian

Laila meringkuk di pojokan mushola rumah sakit. Tempat shalat khusus untuk wanita, ditandai dengan sebuah sekat dari kain berwarna hijau.

Tak ada siapa pun, hanya ia seorang diri, mungkin banyak yang enggan shalat atau hanya tidur di mushola yang letaknya tak jauh dari ruang penyimpanan jenazah itu, apalagi malam-malam seperti sekarang ini, pukul dua dini hari.

Bayangan kejadian tadi siang, seolah menari di dalam benak Laila, mengejeknya dan mengatainya sebagai pecundang.

Bagaimana mungkin ia harus menikah dengan lelaki yang seharusnya pantas menjadi kakeknya itu! Hanya demi mendapat biaya untuk operasi Nisa.

"Dasar, tak tahu diri! Miskin aja belagu banget ... mau dapat dari mana coba, uang sebanyak itu? Adik kamu akan mati, jika kamu menolak menikah dengan juragan Sudibyo!" Dirman bertolak pinggang di hadapan Laila yang terduduk di sebuah kursi plastik di dalam ruangan dapur rumah mewah milik Dirman

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status