Share

Bab 38

"Kenapa?" tanyanya terdengar sengaja menggodaku.

Aku menurunkan daftar menu di wajah, hingga hanya nampak kedua mataku saja. Tuh … kan senyumnya lebar banget.

"Aku suka, merasa ada yang ngangenin." Alis pria itu terangkat, dengan senyum di bibir yang masih mengembang. Aku menggigit bibirku pelan, rasanya nano nano dalam hatiku. Tapi, beneran kali ini, rasa malu yang lebih mendominasi.

"Nggak seperti itu, Pak Man lebay." Aku berkilah, masih dengan menutup sebagian wajahku. Mendengar pembelaanku, Kelvin tertawa.

"Terus kenapa pakai ditutup segala?" Tangannya meraih daftar menu yang aku pegang dan menariknya.

"Kan, matahari langsung bersinar, cerah banget," ucapnya saat berhasil menarik daftar menu itu dari wajahku.

"Hem, demi apa coba pagi - pagi dah di gombalin tukang suntik," celetekku sambil mengendalikan hatiku, yang terlanjur berbunga - bunga bahagia. Aku mengatur napas, agar tidak grogi.

"Tukang suntik? Lucu juga ya hahaha." Pria itu tertawa mendengar sebutanku padanya.

Obrolan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status