Share

Bab 15.  Truntum

Wajahnya masih menunjukkan lengkungan senyum. Sedangkan aku menangkup pipiku yang tak kunjung terlepas dari hangat yang mendera. Kemudian menggosokkan telapak tangan, pura-pura kedinginan.

Sambil menatapku sejenak, dia mengangkat dua contoh kain sambil berucap, "Lihat ini, kamu suka yang mana?"

Aku mencondongkan tubuh mendekat, menajamkan pandangan untuk menilik yang dimaksud. Potongan kain dengan motif batik yang sama, hanya berbeda dominan warna berbeda, oranye dan hijau.

"Semuanya cantik dan bagus. Tetapi ... kalau secara pribadi, saya suka orange karena itu warna favorit yang melambangkan semangat. Makanya saya suka tim Belanda," celetukku setelah memberi penilaian.

"Kamu suka sepak bola?" tanyanya, sambil mengambil cangkir teh setelah meletakkan contoh kain tadi.

Aku mengerjapkan mata, tersadar apa yang terucap tidak tepat. Bukankah aneh, seorang pembantu dari kampung, tetapi suka sepak bola luar negeri. Begitulah aku, kalau melihat warna oranye menjadi begitu semangat, sampai l
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status