Share

Bab 23. Aku Ingin Kamu

Hasil pemeriksaan, pergelanganku terkilir saja. Tidak ada yang retak apalagi patah. Awalnya, Mahardika memaksaku untuk di rawat di rumah sakit dengan pengawasan dokter. Namun untuk apa?

Semalaman Mahardika menungguiku. Dia tidak mau pulang, bahkan dia rela tidur di sofa sebelah ranjangku.

"Ini tanggung jawabku. Kalau aku tidak meninggalkanmu, pasti tidak akan terjadi seperti ini," jawabnya.

"Ada Mbak Rahmi."

"Tidak, aku harus memastikan sendiri sampai besuk pagi. Aku kawatir, nanti kamu kesakitan saat sendirian."

Benar, pada tengah malam aku terbangun. Rasa nyeri menyiksaku. Aku merasa pergelangan kaki berkedut dan membengkak. Tak sadar, aku merintih sambil mengusap kaki ini.

"Lintang! Sakit?" teriak Mahardika.

Dia terbangun dan dengan sigapnya mengambil kaki ini dan mengusap-usap berusaha mengurangi rasa sakit. Mungkin ini terasa karena pengaruh penghilang rasa sakit sudah habis.

"Dika .... Sakit!"

"Minum ini, sebentar lagi, pasti sakitnya berkurang," ucapnya setelah meny
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status